
(Baca Juga: Gross Split Bikin Pemerintah Pede Lelang Blok Migas Besar-besaran)
Dia mengakui, beberapa waktu lalu pihaknya memang menerima penawaran dari industri untuk membeli gas di Masela. Namun, dia memastikan bahwa hingga saat ini belum ada keputusan mengenai hal tersebut.
"Jadi untuk Blok Masela, alokasi gas untuk pipa itu sudah disampaikan 150 mmscfd. Siapa pembelinya masih belum ditetapkan. beberapa waktu lalu, beberapa yang berminat memang menawar harga gasnya USD3," katanya dalam konferensi pers di Kantor Kementerian ESDM, Jakarta, Selasa (9/1/2018).
Baginya, penawaran harga yang diajukan industri tersebut tidaklah masuk akal. Betapa tidak, harga gas di Teluk Bintuni diperkirakan mencapai USD5,2 per MMBTU, sementara gas di Masela ditawar rendah di angka USD3 per MMBTU.
Tak hanya itu, salah satu blok migas yang ada di China yang gasnya telah dialirkan untuk pabrik petrokimia dan memproduksi methanol hingga plastik pun harga gasnya lebih tinggi yaitu sekitar USD6,2 per MMBTU. Oleh sebab itu, Amien enggan menerima penawaran dari industri yang ingin membeli gas di Masela dengan harga USD3.
"Kami pergi ke China perusahaan berbasis gas pabrik petrokimia memproduksi metanol, memproduksi sampai ke plastik macam-macam downstream, itu harga gas USD6,2 per MMBTU. Jadi kalau industri hanya mampu menawar USD3 per MMBTU, SKK Migas akan mencari pembeli sendiri," tandasnya.
(akr)
Baca Lagi dong https://ekbis.sindonews.com/read/1272205/34/bos-skk-migas-ogah-harga-gas-blok-masela-ditawar-miring-1515487689Bagikan Berita Ini
0 Response to "Bos SKK Migas Ogah Harga Gas Blok Masela Ditawar Miring"
Post a Comment