
Sementara separuh rakyat miskin tidak mengalami kenaikan sama semakin, seperti disampaikan Oxfam. Lebih lanjut ditambahkan para kritikus menyatakan kondisi tersebut menunjukkan sistem yang gagal. Mereka menyalahkan maraknya penggelapan pajak, pengaruh perusahaan terhadap kebijakan, erosi hak pekerja dan pemotongan biaya untuk memangkas kesenjangan yang meluas.
Oxfam sendiri telah menghasilkan laporan serupa selama lima tahun terakhir. Pada tahun 2017, dihitung bahwa delapan individu terkaya di dunia memiliki kekayaan sebanyak separuh orang miskin di dunia. Tahun ini, dikatakan 42 orang memiliki kekayaan sebanyak setengah dari orang paling miskin namun angka tersebut direvisi menjadi 61.
Diungkapkan Oxfam bahwa revisi tersebut disebabkan oleh data yang membaik dan mengatakan bahwa tren "ketidaksetaraan yang melebar" tetap ada. Chief Executive Oxfam Mark Goldring mengatakan, bila penyesuaian angka kembali mencerminkan fakta bahwa laporan ini berdasarkan data terbaru yang tersedia saat itu. "Namun Anda melihatnya, ini adalah tingkat ketidaksetaraan yang tidak dapat diterima," ungkapnya.
Laporan Oxfam bertepatan dengan dimulainya World Economic Forum di Davos, sebuah resor ski di Swiss. Konferensi tahunan ini menarik banyak pemimpin politik dan bisnis terkemuka dunia. Kesenjangan biasanya menjadi agenda utama, namun Goldring mengatakan bahwa terlalu sering "pembicaraan keras memudar pada langkah awal pertemuan.
(akr)
Baca Lagi dong https://ekbis.sindonews.com/read/1275715/35/kesenjangan-antara-super-kaya-dan-miskin-melebar-di-seluruh-dunia-1516611503Bagikan Berita Ini
0 Response to "Kesenjangan Antara Super Kaya dan Miskin Melebar di Seluruh Dunia"
Post a Comment