
Kepada CNBC, Sabtu (27/1/2018), Trump lantas menjelaskan pencapaiannya dibanding Obama dan jika calon Partai Demokrat AS, Hillary Clinton memenangkan Pilpres Amerika. “Pada kuartal keempat 2016 yang merupakan kuartal Obama, tumbuh 1,8%. Pada kuartal satu 2017 itu 1,2% tapi itu masih merupakan kuartal Obama. Pada kuartal dua 2017, kami memiliki 3,1% dan kuartal tiga 2017, kami menjadi 3,2%. Jadi dia (Obama) tidak melakukannya dengan baik. Dan itu adalah pemulihan terburuk, saya mengatakan itu terburuk sejak masa depresi besar,” ujar Trump.
Selain menyoroti pertumbuhan ekonomi, Trump juga membahas pasar saham Amerika Serikat, yang jika Hillary menang akan turun 50%. Dalam wawancara di sela-sela World Economic Forum di Davos, Swiss, Trump mengatakan sejak ia memenangkan pemilihan, pasar saham naik hampir 50%. “Jika Demokrat menang, jika Hillary menang, saya yakin pasar saham akan turun 50%. Tapi pasar saham naik hampir 50% sejak saya menang,” tandasnya.
Pasar saham Amerika Serikat telah mengalami perkembangan historis sejak pemilihan Trump di bulan November 2016. Indeks Dow Jones Industrial Average telah meningkat 44% sejak Trump menang. Nilai tertinggi sepanjang masa. Bahkan indeks Dow Jones baru-baru ini menembus level 26.000 untuk pertama kalinya. Kinerja Trump di masa pertama menjabat presiden disebut terbaik sejak Presiden AS Franklin Delano Roosevelt di era 1940-an.
Beberapa investor mengatakan pasar saham AS jika Hillary menang, kemungkinan tidak akan membukukan kenaikan fantastis seperti di bawah Trump. Dan Trump pun mendapat tantangan baru, yaitu memulihkan perekonomian AS lebih cepat lagi.
Ketika ditanya tentang apakah ekonomi Amerika bisa tumbuh lebih cepat dan naik di atas 3%, Trump berkata dengan optimistis, “saya pikir akan jauh lebih tinggi dari itu.”
(ven)
Baca Lagi dong https://ekbis.sindonews.com/read/1277241/35/trump-sebut-pasar-saham-akan-turun-50-kalau-hillary-menang-1517056733Bagikan Berita Ini
0 Response to "Trump Sebut Pasar Saham Akan Turun 50% Kalau Hillary Menang"
Post a Comment