Search

Jaga Ketahanan Pangan dan Ekonomi Lewat Penggunaan Bijak Pestisida

loading...

JAKARTA - Memantapkan langkah untuk mendukung mendukung swasembada pangan dan ketahanan pangan hingga menjaga ekonomi nasional, CropLife Indonesia berupaya untuk terus memberikan edukasi dan informasi seputar praktek pertanian dan penggunaan produk perlindungan tanaman yang aman dan bijaksana. Dalam hal ini Croplife Indonesia yang merupakan asosiasi pertanian (nirlaba) tidak sendirian.

Berbagai elemen mulai dari pemerintah, petani dan stakeholder terkait hingga media diajak untuk memperkuat sinergi untuk menyebarkan edukasi mengenai tata cara menggunakan produk perlindungan tanaman yang benar. Hingga memerangi produk pestisida palsu yang beredar di pasaran, lantaran bisa berdampak luas tidak hanya bagi petani tetapi juga menimbulkan kerugian lebih luas.

Kurangnya pengetahuan mengenai praktik pertanian yang baik (Good Agriculture Practice) dan praktik penggunaan pestisida yang baik dan aman Good Practical Pesticide)   membuat petani menghadapi peningkatan masalah kegagalan panen. Hal ini disebabkan kurangnya akses bagi petani untuk mendapatkan informasi yang lengkap terkait pestisida dan cara penggunaannya secara benar dan tepat.

Lantaran hal itu CropLife Indonesia membuka Kelas Pestisida dengan tujuan membantu meningkatkan kapasitas dan kapabilitas serta pengatahuan rekan-rekan media kaitannya dengan peran, fungsi dan regulasi yang telah dilakukan berhubungan dengan penggunaan produk perlindungan tanaman, oleh pemerintah maupun swasta di Indonesia.

Direktur Eksekutif Croplife Indonesia Agung Kurniawan menerangkan, hal ini sangat membantu media dalam memberikan akses edukasi dan melakukan penyebaran informasi yang tepat kepada petani. "Tujuan utama diadakan kelas ini yakni membantu memberikan pengetahuan dasar kepada teman-teman media dalam kaitannya dengan pengetahuan tata kelola penggunaan pestisida yang baik, tepat dosis serta tepat cara," ujarnya.

Ditambahkan tepat cara disini dengan tetap menekankan perlindungan diri terhadap potensi resiko atas penggunaan pestisida bagi petani dan tanaman. Lebih lanjut Ia menerangkan (Stewardship dan  Pengelolaan Resistensi) di mana mengenai pengetahuan tentang tata cara penyimpanan yang benar juga menjadi topik menarik mengingat selama ini banyak terjadi masalah dikalangan petani karena kurangnya pemahaman terhadap masalah ini.  

Ia mencontohkan, seperti halnya di toko pertanian banyak display pestisida bercampur dengan display makanan dan  penyimpanan yang kurang baik sehingga gampang dijangkau anak-anak. Penekanan terhadap membaca label pun menjadi sorotan karena selama ini sebagian besar petani masih belum mematuhi dosis yang dianjurkan di dalam label sehingga berdampak pada imunitas hama dan penyakit hingga menyebabkan resisten.   

Kurangnya pengetahuan petani di Indonesia mengenai praktis pertanian yang baik (Good Agriculture Practice) dan praktis penggunaan pestisida yang baik (Good Pesticide Practice) mengakibatkan biaya produksi yang tinggi dan keuntungan yang sedikit. Hal tersebut efek dari pengaplikasian pestisida yang tidak rasional sehingga dapat merugikan kesehatan pengguna dan konsumen serta merusak ekosistem lingkungan.

Tak hanya itu CropLife Indonesia yang terdiri dari delapan perusahaan multinasional yakni BASF, Bayer, Dow Agrosciences, DuPont, FMC, Monsanto, Nufarm dan Syngenta juga mengajak memerangi produk pertanian ilegal dalam hal ini pestisida palsu. Salah satunya lewat loka karya bertajuk "Membangun Kemitraan Pemerintah dengan Sektor Swasta dalam Penanggulangan Penyebaran Produk Perlindungan Tanaman", Croplife ingin memperkuat sinergi dan menjadi mitra pemerintah, petani, dan stakeholder.

"Kami mengajak berkomitmen untuk memerangi produk palsu dalam hal ini pestisida palsu. Ada beberapa daerah yang kaitannya dalam hal ini berada dalam zona merah. Karena itu, kita ingin mengajak semua pihak bersinergi untuk menghadirkan solusi," ujar Agung beberapa waktu lalu.

Hal ini menjadi perhatian serius, lantaran sektor pertanian, tidak lain memainkan peranan penting dalam ekonomi Indonesia. Tidak hanya dalam menyediakan nutrisi pangan pokok sehat bagi 258 juta (Juni 2016) penduduk Indonesia, tapi juga sebagai penyedia utama industri lain seperti makanan dan minuman.

Namun, pemalsuan produk masih menjadi pekerjaan rumah bagi berbagai sektor industri termasuk sektor pertanian. Masalah pemalsuan pestisida dinilai merupakan kejahatan global yang memerlukan penanganan komprehensif oleh para penegak hukum, aparat terkait termasuk kolaborasi dengan pihak swasta.

Ancam Ekonomi Nasional

Let's block ads! (Why?)

Baca Lagi dong https://ekbis.sindonews.com/read/1285630/34/jaga-ketahanan-pangan-dan-ekonomi-lewat-penggunaan-bijak-pestisida-1519739694

Bagikan Berita Ini

Related Posts :

0 Response to "Jaga Ketahanan Pangan dan Ekonomi Lewat Penggunaan Bijak Pestisida"

Post a Comment

Powered by Blogger.