
Namun, untuk produksi gas, anak usaha PT Pertamina (Persero) di sektor hulu minyak dan gas bumi tersebut mencatatkan produksi sebesar 723,5 juta standar kaki kubik per hari (MMSCFD) atau lebih rendah dari target sebesar 768,5 MMSCFD. Meski demikian, capaian itu masih lebih tinggi dibandingkan produksi gas di 2016 sebesar 722 MMSCFD.
"Untuk gas, memang ada beberapa lapangan yang serapannya tidak optimal. Hal itu berpengaruh pada produksi," jelas Presiden Direktur PT Pertamina Hulu Energi R Gunung Sardjono Hadi di acara diskusi bersama media di Jakarta, Selasa (13/2/2018).
Secara umum, kata Gunung, produksi perusahaan dalam lima tahun terakhir terus menunjukkan tren peningkatan. Tahun ini, PHE memproyeksikan kenaikan produksi minyak menjadi sebesar 70.407 bph dan gas menjadi 771,07 MMSCFD. "Tahun ini kita akan lebih fokus ke minyak," imbuhnya.
Mengenai kinerja finansial, Gunung mengatakan bahwa positifnya kinerja produksi mendorong pendapatan dan perolehan laba perusahaan. Tercatat, pendapatan usaha PHE sepanjang 2017 mencapai USD1,99 miliar, di atas target dalam RKAP hasil revisi tahun 2017 sebesar USD1,89 miliar. Realisasi pendapatan tahun 2017 juga lebih tinggi ketimbang realisasi tahun 2016 yang sebesar USD1,53 miliar.
Naiknya pendapatan mendorong perolehan laba bersih sepanjang tahun 2017 menjadi sebesar USD259,88 juta, naik 36% jika dibandingkan laba tahun 2016 yang sebesar USD191 juta. "Itu berkat kerja keras untuk meningkatkan produksi dan juga cost efficiency yang kita lakukan," tuturnya.
Sementara, untuk tahun 2018, PHE memproyeksikan pendapatan usaha sebesar USD1,97 miliar. Adapun laba bersih tahun ini diproyeksikan sebesar USD211,2 juta.
Gunung menambahkan, pihaknya tetap agresif dalam upaya meningkatkan cadangan maupun produksi. Dia menjelaskan, anggaran biaya operasi (ABO) dan anggaran biaya investasi (ABI) perseroan tahun lalu juga meningkat dibandingkan tahun sebelumnya. Pada 2017, tercatat ABO PHE mencapai USD858,29 juta, naik dibandingkan 2016 sebesar USD649,58 juta.
Adapun ABI tahun 2017 tercatat sebesar USD488,11 juta, lebih tinggi dibandingkan ABI 2016 yang mencapai USD300,31 juta. Sedangkan tahun ini, untuk ABO, PHE memproyeksikan sebesar USD1,07 miliar dan ABI sebesar USD53,54 juta.
Menurut Direktur Pengembangan PHE Afif Saifudin, pada intinya perusahaan terus berupaya memaksimalkan nilai aset yang dimilikinya. PHE saat ini memiliki 57 anak usaha dan mengelola 53 blok migas. Saat ini, dua anak usahanya, PHE ONWJ (Offshore North West Java) dan PHE WMO (West Madura Offshore), tercatat sebagai kontributor terbesar bagi produksi perusahaan.
Direktur Eksplorasi PHE Abdul Mutalib Masdar menambahkan, tantangan yang dihadapi perusahaan ke depan tidak mudah, mengingat banyak lapangan yang dimiliki sudah tua. "Solusinya adalah mengintensifkan eksplorasi untuk menambah cadangan, tentunya tetap selektif," ujarnya .
(fjo)
Baca Lagi dong https://ekbis.sindonews.com/read/1281807/34/produksi-minyak-phe-sepanjang-2017-lampaui-proyeksi-1518514391Bagikan Berita Ini
0 Response to "Produksi Minyak PHE Sepanjang 2017 Lampaui Proyeksi"
Post a Comment