
loading...
IPN hadir sebagai salah satu perwujudan komitmen PT Freeport Indonesia untuk ikut mengembangkan kapasitas masyarakat Papua, lebih khusus lagi masyarakat asli yang tinggal di area operasi PTFI. Dengan mempertimbangkan pengembangan jangka panjang tenaga kerja asal Papua; sistem pelatihan di IPN dibuat berbasis kompetensi kelas dunia sebagai dukungan terhadap Program Magang, Pra Magang, dan Pendidikan Orang Dewasa.
Program-program ini memberikan prioritas kesempatan pengembangan dan pekerjaan untuk warga asli Papua yang memenuhi syarat. Kebutuhan sumber daya manusia di sektor pertambangan masih selalu terbuka sesuai dengan kebutuhan operasional perusahaan, termasuk untuk Freeport Indonesia.
"IPN hadir sebagai jembatan untuk mendukung pemerintah dalam pengadaan sarana dan prasarana pendidikan yang berkualitas, serta memenuhi kebutuhan tenaga kerja yang handal di Papua," ungkap Senjor Manajer Institut Pertambangan Nemangkawi Soleman Faluk dalam keterangan resmi, Kamis (29/3/2018).
Kondisi ini terkait dengan kinerja pertambangan di Indonesia yang membaik dari hari ke hari. Sektor yang memberikan sumbangan signifikan terhadap perekonomian Indonesia ini sangat dipandang dalam perekonomian dunia. Pelibatan masyarakat setempat sebagai tenaga terampil oleh Freeport Indonesia dipandang akan memberikan manfaat ekonomi yang lebih tinggi bagi mereka.
"Kami berupaya sekuat tenaga agar masyarakat setempat dapat dilatih dan memiliki kapabilitas yang baik agar dapat terserap dalam operasi pertambangan Freeport Indonesia serta bisa bekerja dalam operasi pertambangan di perusahaan manapun," tambah Soleman.
Menurutnya masyarakat harus ikut ambil bagian dalam proses transformasi ilmu pengetahuan dan keterampilan serta tehnologi, mereka sebagai subyek pembangunan, ikut berpartisipasi aktif membangun diri mereka. Mereka tidak menjadi obyek yang dibangun tanpa adanya dorongan untuk maju bersaing dengan saudara-saudara kita dari luar Papua.
“Nemangkawi menjadi salah satu lembaga yang berperan membangun dan memajukan SDM Papua menjadi para professional di dunia kerja mereka," tandas Soleman.
Fokus IPN terhadap masyarakat lokal merupakan sebuah affirmative action, mengingat sejauh ini program khusus yang mendidik tenaga terampil di bidang pertambangan belum banyak tersedia di Papua. Padahal minat masyarakat lokal untuk belajar di sektor pertambangan sangat tinggi.
Superintendent Apprenticeship Management IPN Suzan Kambuaya menggambarkan bahwa minat masyarakat Papua untuk belajar di IPN sangat tinggi. Sejak kehadirannya pada tahun 2003 terhitung sebanyak 4.154 orang telah mengenyam pendidikan di IPN.
"Dari jumlah tersebut sebanyak 2.422 peserta didik dari Papua yang melanjutkan berkarir di Freeport. Para peserta didik memiliki kemampuan yang beragam, sehingga kami harus menyesuaikan pola pendidikan kami. Tapi kami bisa melihat semangat belajar yang luar biasa tinggi," terang Suzan Kambuaya.
Banyak peserta didik yang belajar di IPN memiliki mimpi besar untuk menjadi tenaga terampil di sektor pertambangan yang akhirnya bisa terwujud setelah belajar di IPN. Mayoritas peserta didik ini berasal dari tujuh suku yang yang merupakan fokus utama program pendidikan IPN.
"Kami memfokuskan pada pengembangan 7 suku yang ada di sekitar wilayah tambang Freeport Indonesia. Dari ketujuh suku, ada dua suku yang mendapat keistimewaan untuk masuk IPN yaitu Amungme dan Kamoro. Anak-anak muda dari kedua suku ini berhak mendaftarkan diri dengan hanya berbekal ijazah Sekolah Dasar. Sisanya 5 suku lain yang merupakan suku kekerabatan yakni suku Dani, Damal, Moni, Me/Ekari, dan Nduga," ungkap Soleman Faluk.
Bagikan Berita Ini
0 Response to "15 Tahun Ciptakan Tenaga Kompeten Sektor Pertambangan di Papua"
Post a Comment