
loading...
(Baca Juga:Potensi Kerek Inflasi, Harga Pertamax Cs Diminta Tak Naik)
Deputi bidang Statistik Distribusi dan Jasa BPS Yunita Rusanti menuturkan, pelemahan yang terjadi terhadap rupiah akan menekan laju impor. Sementara sebagian besar bahan makanan Indonesia seperti kedelai, gandum, dan jagung masih bersumber dari impor. Jika rupiah terus melemah, katanya, maka harga bahan makanan tersebut akan naik dan pada akhirnya berdampak terhadap kenaikan inflasi.
"Barang impor kalau di inflasi itu kan kedelai, gandum, jagung, kita masih impor. Jagung kaitannya ke pakan ternak, kedelai ke tahu, tempe, gandum ke terigu, mie, roti, itu perlu diwaspadai. Dengan kenaikan kurs, bahan baku impor bisa berdampak ke produk lanjutannya, bisa memicu inflasi," ujarnya di Gedung BPS, Jakarta, Kamis (1/3/2018).
Sayangnya, hingga saat ini pihaknya masih belum dapat memprediksi seberapa besar pelemahan rupiah tersebut akan berdampak pada angka inflasi bulan ini. "Kalau itu (besaran pengaruh pelemahan rupiah ke inflasi), kami belum bisa hitung," imbuh dia.
Sebagai informasi, nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika Serikat (USD) pada perdagangan siang hari ini, Kamis (1/3/2018) masih tak berdaya, meski cenderung mencoba untuk merangkak naik.
Posisi rupiah berdasarkan data Bloomberg, hingga Sesi I berada pada level Rp13.782/USD atau tetap tertekan dibandingkan dari posisi sebelumnya pada level Rp13.751/USD. Siang ini tercatat rupiah bergerak pada kisaran harian Rp13.760-Rp13.817/USD.
Sementara berdasarkan kurs referensi Jakarta Interbank Spot Dollar Rate (Jisdor) BI, rupiah siang ini tertahan pada level Rp13.793/USD. Posisi ini memperlihatkan rupiah tenggelam cukup dalam dibandingkan posisi perdagangan sebelumnya yang berada di level Rp13.707/USD.
(akr)
Bagikan Berita Ini
0 Response to "BPS Waspadai Pelemahan Rupiah Berpeluang Dongkrak Inflasi"
Post a Comment