Search

Kementerian PUPR Kaji Beragam Program Solusi Berbasis Alam

loading...

JAKARTA - Dalam rangka merayakan Hari Air Dunia, Direktorat Jenderal Sumber Daya Air (Ditjen SDA), Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) mengkaji serangkaian program solusi berbasis alam. Hal ini untuk mencapai kelestarian air tanpa merusak ekosistem alam diikuti berbagai lapisan masyarakat lokal.

Salah satunya pengelolaan sumber daya air yang terpadu oleh sebuah komunitas lingkungan yang berbasis di Jakarta, Komunitas Ciliwung Condet. Mereka menyusuri Sungai Ciliwung, dua kali dalam sepekan, juga mengajak penduduk setempat dan anak-anak belajar cara mengelola limbah dengan lebih baik.

Sanggar sungai yang tersebar di lebih dari 10 kota di Indonesia, juga memberikan ilmu berharga bagi penduduk setempat, untuk selalu menjaga sungai dan ekosistem agar tetap bersih dan sehat. Seperti Sanggar Ciliwung, saat ini anggotanya mencapai 200 orang. Di tempat ini, anak-anak diajarkan tentang bahaya membuang limbah ke sungai, sekaligus ditunjukkan bagaimana sebaiknya kita membakar dan membuang sampah.

"Awalnya ini menjadi bagian dari program pemerintah daerah. Namun, saat ini Kementerian sedang dalam proses mempatenkan program tersebut. Pada 2018 ini, misalnya, setiap Balai Besar/Balai Wilayah Sungai di setiap provinsi wajib mengajukan setidaknya satu program sanggar sungai dalam perencanaan tahunan," kata Dirjen SDA Kementerian PUPR Imam Santoso, Jakarta, Kamis (22/3/2018).

Kemudian, di balik rencana pembangunan sumber air seperti bendungan, terselip kontroversi tentang cara terbaik mengatasi dampak lingkungan, seperti hilangnya habitat hingga penurunan kualitas air. "Untuk kasus ini, kami menyikapinya dengan pendekatan green infrastructure. Dengan demikian, kami yakin dampak negatif tidak akan terjadi," tambah Imam.

Green infrastructure merangkum berbagai solusi yang memanfaatkan material dan siklus alam. "Termasuk di dalamnya, pemanfaatan air hujan untuk minum hingga instalasi pengolahan limbah. Untuk infrastruktur di sekeliling sungai, tanggul sungai tidak lagi dengan beton melainkan bronjong atau bebatuan yang ditumpuk dengan kawat penahan.  Ini efektif digunakan untuk sungai dengan beban sedimen tinggi. Keuntungan lainnya, kita bisa menanam tanaman hijau di sekeliling bronjong," kata Imam.

Selain itu, Ditjen SDA juga menerapkan bio engineering dalam mengatasi dampak banjir dan longsor di beberapa tebing sungai. Seperti halnya yang terjadi di daerah Jawa Barat dan Jawa Tengah. Inovasi bio engineering menggunakan paduan antara bambu, bebatuan, karung pasir dan penamanan tanaman rumput  yang berfungsi untuk mencengkeram tanah.

Ditjen SDA berharap bisa menerapkan metode bio engineering bambu ini di wilayah lain. Karena metpde ini ramah lingkungan serta memerlukang anggaran yang relatif lebih rendah. Dengan demikian, manfaatnya dapat dirasakan oleh semua kalangan masyarakat. Demi menjaga kualitas air, Ditjen SDA juga menerapkan restorasi lahan gambut.

Termasuk di dalamnya, mendirikan Desa Peduli Gambut yang saat ini sudah mencapai 150 desa yang tersebar di 7 provinsi di Indonesia. Di sini, masyarakat dilatih untuk memulihkan dan membangun kembali ekosistem gambut, yang nantinya berfungsi untuk meningkatkan pertanian dan mengurangi banjir. "Kami mendorong masyarakat, terutama generasi muda, untuk selalu melestarikan ekosistem air," kata Imam.

Selanjutnya di bulan April, Ditjen SDA akan mengundang seluruh masyarakat sungai dari setiap kota ke Danau Rawa Pening, bertepatan dengan acara puncak Hari Air Dunia 2018. Mereka akan berdiskusi, merencanakan strategi sumber daya air di tahun ini. Selain itu, mereka juga diundang untuk berpartisipasi dalam beberapa kompetisi, mulai seni, sains, hingga Duta Hari Air 2018 yang terselenggara di beberapa kota di Indonesia.

(akr)

Let's block ads! (Why?)

Baca Lagi dong https://ekbis.sindonews.com/read/1291923/34/kementerian-pupr-kaji-beragam-program-solusi-berbasis-alam-1521726539

Bagikan Berita Ini

Related Posts :

0 Response to "Kementerian PUPR Kaji Beragam Program Solusi Berbasis Alam"

Post a Comment

Powered by Blogger.