
loading...
Melansir dari CNBC, Li secara resmi akan turun sebagai Ketua Hong Kong CK Hutchison dan raksasa properti CK Asset setelah rapat umum tahunan pada 10 Mei mendatang. Setelah mengundurkan diri, Li memutuskan menjadi penasihat senior di perusahaan tersebut.
"Saya ingin menyampaikan terima kasih kepada para pemegang saham atas kepercayaan dan dukungan mereka yang terus menerus di tahun-tahun sebelumnya," kata Li dalam konferensi pers di Hong Kong.
Li selanjutnya akan digantikan putra sulungnya, Victor Li, 53, yang saat ini memegang jabatan Wakil Ketua CK Hutchison dan CK Asset. Kabar pengunduran Li sejatinya telah ramai dihembuskan media massa sejak awal tahun lalu. Ketika itu, Wall Street Journal mencermati laporan pendapatan perusahaan yang dirilis pada hari yang sama untuk pertama kalinya.
Pengumuman pengunduran diri Li menandai akhir sebuah karir berliku dari orang terkaya di Hong Kong dan Asia yang menguasai bisnis telekomunikasi, properti, pelabuhan, dan ritel. Bisnisnya menjangkau lebih dari 50 negara dan mempekerjakan 300 ribu tenaga kerja di seluruh dunia.
Reuters menaksir dua perusahaan Li memiliki kapitalisasi pasar lebih dari USD80 miliar. Bila dikonversi ke rupiah setara Rp1.099 triliun dengan kurs Rp13.738 per USD.
Adapun majalah Forbes memperkirakan kekayaan bersih Li Ka-Shing mencapai USD35,3 miliar atau setara Rp484,98 triliun, menjadikannya orang terkaya di Hong Kong dan peringkat 23 orang paling kaya di dunia.
Kisah-kisah Li sama seperti lazimnya kisah pengusaha generasi awal, yaitu membangun dari nol. Lahir pada 1928 di Provinsi Guangdong, China, keluarga Li pindah ke Hong Kong pada tahun 1940 saat berkecamuk perang Sino-Jepang kedua. Li terpaksa meninggalkan sekolah di usia 15 tahun karena ayahnya meninggal dunia. Ia lalu menjadi buruh pabrik plastik, pengalaman yang membentuk Li menjadi pebisnis kelas dunia.
"pengalaman paling tidak terlupakan dalam hidup saya adalah menyaksikan penderitaan ayah saya dan akhirnya meninggal karena TBC," kata Li dalam sebuah wawancara dengan Forbes tahun 2010.
"Beban kemiskinan dan rasa pahit dari ketidakberdayaan memberi pertanyaan pada diri saya, apa mungkin untuk mengubah takdir?," lanjut sang taipan ke majalah tersebut. Hal ini memacu diri Li untuk keluar dari kemiskinan melalui perencanaan yang teliti.
Matang sebagai buruh pabrik plastik, Li kemudian memulai usaha plastiknya sendiri pada 1950 dengan nama Cheung Kong Industries. Nama "Cheung Kong" terinspirasi dari Sungai Yangtze di China, di mana aliran sungai tersebut tidak terhitung jumlahnya dan akhirnya saling bertemu. Ini mencerminkan kepercayaan diri sebagai pengusaha terhadap sinergi dan gabungan kekuatan usaha.
Pada 1972, perusahaan Li mendaftarkan diri di bursa Hong Kong, kemudian menggurita menjadi kekaisaran bisnis yang mencakup lebih dari 50 negara dengan 300 ribu karyawan di berbagai bidang, termasuk real estat, telekomunikasi, pelabuhan, perkapalan, dan ritel.
Li mengendalikan salah satu operator terminal peti kemas terbesar di dunia, Pelabuhan Hutchison dan ritel kesehatan dan kecantikan terbesar di Asia, Watsons. Semua bisnis Li dikonsolidasikan menjadi dua perusahaan besar pada 2015: CK Hutchison untuk usaha non-properti dan CK Asset Holdings untuk usaha properti.
Bagikan Berita Ini
0 Response to "Konglomerat Legendaris nan Sederhana, Li Ka-Shing Mundur dari Bisnis"
Post a Comment