
loading...
"Karena itulah, awal 2014 lalu, kami melakukan reformasi total koperasi," ujar Puspayoga dalam siaran pers, Kamis (12/4/2018).
Menurut Puspayoga, inkonsistensi pembinaan ini menyebabkan perkembangan koperasi di Indonesia berjalan relatif lamban. "Kalaupun jumlahnya banyak hanya dari segi kuantitas saja," tuturnya.
Dia membandingkan dengan Singapura, dimana almarhum PM Lee Kuan Yew pada 1973 secara konsisten membina National Trade Union Conggress (NTUC) Fair Price, hingga menjadi koperasi ritel terkemuka di Singapura dengan pangsa pasar 60%, dan masuk daftar 300 koperasi besar dunia.
Koperasi tersebut didirikan atas inisiatif aktivis organisasi buruh NTUC dan pengaruhnya di pemerintahan cukup kuat, dimana anggotanya mencapai 500.000 orang, dibanding jumlah penduduknya yang hanya 6 juta jiwa.
Pada era yang sama tahun 1970-an, Indonesia gencar membangun Koperasi Unit Desa (KUD), namun berbeda pendekatannya.
"Kalau NTUC Fair Price dibangun dengan konsep pelibatan partisipasi masyarakat, terutama para pekerja untuk aktif mencari solusi kehidupan mereka sendiri secara otonom. Sedangkan KUD dibangun dengan konsep dari atas dan interventif. Diberikan banyak fasilitas modal, gedung, manajemen, pengutamaan bidang bisnis," tutur Puspayoga.
Hasilnya, NTUC Fair Price tumbuh dan berkembang pesat sebagai entitas bisnis mandiri yang dimiliki masyarakat secara luas. Sementara KUD malah rontok satu per satu karena fasilitas yang ada dicabut hingga kehilangan kepercayaan masyarakat.
"Karena itulah, sejak akhir 2014, kami melakukan reformasi total koperasi yang kini sudah mulai membuahkan hasil alias pecah telur. Di mana dulu sampai 2014, PDB koperasi hanya 1,7% kini menjadi 4,1%," jelas Puspayoga.
Puspayoga menargetkan pada 2019, kontribusi PDB koperasi di Indonesia bisa mencapai 5%. Hal ini barengi dengan berbagai langkah yang konsisten. "Artinya, sudah akan menyamai Malaysia setidaknya," ungkapnya.
Puspayoga menegaskan, PDB koperasi harus terus dikejar pertumbuhannya. Dalam hal ini, banyak perubahan dalam regulasi yang dilakukan pemerintah untuk berpihak kepada koperasi.
"Tanpa koperasi berperan baik, tidak akan terjadi pemerataan kesejahteraan. Marilah bersama-sama koperasi betul-betul berperan untuk anggota," tandasnya.
(ven)
Bagikan Berita Ini
0 Response to "Kontribusi PDB Koperasi Kecil, Menkop Sebut Pembinaan Tidak Konsisten"
Post a Comment