
loading...
Group CEO Indonesia AirAsia Dendy Kurniawan mengatakan, porsi sewa pesawat tersebut sebesar 24% dari keseluruhan biaya operasional. "Nilai tukar rupiah paling enggak bisa lepas dari sewa pedawat karena penyewa dari asing dalam USD dengan porsi 24%. Kalau USD menguat 10% ada kenaikan biaya 2,4%," ujarnya di Gedung Bursa Efek Indonesia (BEI), Jakarta, Kamis (24/5/2018).
Dendy menjelaskan, kendati ada kenaikan biaya, tapi jika perusahaan masih mencatatkan margin masih 5%, maka selisih 2,4% itu tidak dibebankan ke penumpang dengan naiknya tarif. "Kalau ada kenaikan biaya, kami sebagai low cost carrier ada hitungan yang disubsidi supaya beri harga tiket atraktif," katanya.
Menurutnya, setiap ada kenaikan harga bahan bakar dan forex bisa saja dibebankan ke konsumen, namun ini tidak karena pada dasarnya AirAsia menghadapi kompetisi ketat di industri penerbangan. "Promo terbang gratis juga masih mungkin meski Rp14.000/USD, tapi kan hanya 4-5 seat, bukan satu pesawat. Itu marketing gimmick," pungkasnya.
(akr)
Bagikan Berita Ini
0 Response to "Beban Maskapai Makin Berat Saat Rupiah Tembus Rp14.100/USD"
Post a Comment