
loading...
"Di Indonesia pertanyaan terbesar adalah bagaimana kita menarik kembali rupiah, tapi sayangnya salah satu cara untuk menaikkan permintaan rupiah mau tidak mau adalah kenaikan suku bunga. Beberapa bank sudah mulai menaikannya," ujarnya di Jakarta, Rabu (9/5/2018).
Menurut Tito, sentimen kenaikan suku bunga acuan oleh Bank Indonesia (BI) nantinya tidak akan lagi memengaruhi pandangan orang mengenai saham karena investor sudah melakukan antisipasi. "Karena itu sudah restore-in untuk mereka," kata dia.
Sementara yang kedua dijelaskan Tito yakni pertanyaan besar bagaimana pemerintah Indonesia memperkuat struktur Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN). "Sekarang kayaknya minyak mau enggak mau subsidinya ditambah dan itu dilepaskan merujuk ke Pertamina. Ini yang penting buat investor adalah kepastian, keterbukaan, jangan sampai kita dianggap seperti negara tidak ada keterbukaan mengenai transparasi keuangannya," sambungnya.
Di sisi lain, Tito menambahkan, dari sisi saham sendiri, emiten di BEI mencatat hasil kinerja yang bagus, terutama dari sisi imbal hasil ke investor yang berinvestasi hingga naik mencapai 20%, serta likuiditas juga terus meningkat.
"Likuid di Indonesia sekarang itu lebih besar frekuensi transaksinya bahkan dibanding Thailand. Jadi, pasar modal Indonesia masih didukung oleh saham yang perusahaannya bagus, performanya bagus dan likuiditas yang menguat," pungkasnya.
(akr)
Bagikan Berita Ini
0 Response to "Dorong Permintaan Rupiah, Dirut BEI Sebut Harus Naikkan Suku Bunga"
Post a Comment