loading...
Menanggapi hal itu, Ekonom Indef Bhima Yudhistira menilai bahwa kenaikan suku bunga ini akan kembali menguatkan rupiah dalam jangka pendek. Menurutnya kebijakan tersebut merupakan langkah yang tepat dalam menstabilkan rupiah.
"Efek bunga acuan naik menjadi 4,75% membuat rupiah menguat dalam jangka pendek. Kebijakan BI dinilai tepat meskipun terlambat sebagai langkah stabilisasi kurs rupiah," ujar Bhima kepada SINDOnews di Jakarta, Jumat (1/6/2018).
Lebih lanjut, Ia mencontohkan bahwa kenaikan suku bunga ini direspons baik oleh pasar. Hal itu terlihat dengan instrumen keuangan yang semakin membaik. Sedangkan rupiah terus menanjak naik meninggalkan level terburuknya di kisaran Rp14.100/USD.
"Karena bunga acuan yang naik akan direspons dengan kenaikan harga instrumen keuangan. Ini terlihat dari turunnya yield SBN tenor 10 tahun dari 7,75% ke 7,43%. Turunnya yield mengindikasikan harga SBN cenderung naik," paparnya.
Sementara Gubernur BI Perry Warjiyo mengatakan, selain kenaikan suku bunga BI 7-Day Repo Rate, bank sentral juga memutuskan menaikkan suku bunga deposit facility dan lending facility sebesar 25 bps. Keputusan ini berlaku efektif pada 31 Mei 2018.
Menurutnya, BI meyakini kondisi ekonomi Indonesia secara keseluruhan cukup baik dan kuat. Sementara, tekanan lebih datang dari faktor eksternal, khususnya tren kenaikan tingkat suku bunga AS, dan meningkatnya ketidakpastian global.
(akr)
Bagikan Berita Ini
0 Response to "Kenaikan Suku Bunga Acuan Langkah Tepat Bikin Rupiah Menguat"
Post a Comment