
loading...
Ekonom Indef Bhima Yudhistira menerangkan, bahwa rupiah akan diprediksi melemah hingga akhir tahun. Pasalnya, perang dagang dan kenaikan suku bunga Amerika Serikat alias Fed rate akan membuat mata uang Garuda masih melemah.
"Rupiah diperkirakan melemah sampai akhir tahun dengan kisaran kurs 14.700-14.800. Faktornya perang dagang ternyata bukan sekedar gertakan tapi benar2 dijalankan AS dan China. Imbas perang dagang dipastikan membuat defisit perdagangan berlanjut hingga semester dua," ujar Bhima saat dihubungi SINDOnews di Jakarta, Jumat (6/7/2018).
Sambung Dia mengatakan bahwa Indonesia akan menjadi pengalihan pasar untuk barang impor China. Sehingga makin membuat Defisit Perdagangan Indonesia semakin tinggi.
"Indonesia juga akan jadi pengalihan pasar barang impor China. Defisit perdagangan berkaitan erat dengan naiknya permintaan valas. Di sisi lain, Fed rate tahun ini akan naik dua kali lagi. Pelaku pasar menunggu langkah The Fed pada akhir Juli ini. Kondisi global yang buruk diperparah dengan kinerja ekonomi domestik yang dibawah ekspektasi," jelasnya.
Menurutnya, inflasi yang rendah ini membuktikan bahwa data beli masyarakat menjadi turun. Lantaran, pemilihan presiden tahun depan membuat investor menghindari berinvestasi di Indonesia
"Juni kemarin justru indikasi lemahnya daya beli masyarakat. Tahun 2019 juga ada Pilpres, banyak investor menghindari Indonesia karena naiknya resiko politik dan ketidakpastian kebijakan," paparnya.
(akr)
Bagikan Berita Ini
0 Response to "Ekonom Ramal Rupiah Akan Terus Melemah Sampai Akhir Tahun"
Post a Comment