loading...
Ekonomi Institute for Development of Economics and Finance (Indef) Bhima Yudhistira Adhinegara memprediksi BI akan kembali menaikkan suku bunga sebesar 25 bps untuk merespons kenaikan suku bunga oleh The Fed.
"Ini sebagai langkah untuk menjaga imbal hasil dari instrumen investasi domestik disaat Fed rate naik," ujar Bhima saat dihubungi SINDOnews, Kamis (27/9/2018).
Dia mengatakan, kenaikan suku bunga oleh BI tersebut perlu untuk membuat keseimbangan pada bauran kebijakan ekonomi, khususnya untuk menguatkan rupiah. "Sulit mencapai keseimbangan baru. Rupiah masih bearish dengan tekanan yang terus berlangsung hingga akhir tahun," jelasnya.
Sebagai infomrasi, bank sentral Amerika Serikat, Federal Reserve pada pertemuan Federal Open Market Committee (FOMC) kemarin memutuskan menaikkan suku bunga sebesar 25 bps menjadi 2,25%. Ini merupakan peningkatan suku bunga ke-8 sejak The Fed mulai melakukan normalisasi kebijakan pada Desember 2015.
Selain menaikkan suku bunga, FOMC menyatakan pandangan mereka yang sangat optimistis tentang pertumbuhan ekonomi AS. Para pejabat FOMC memperkirakan PDB Amerika akan naik menjadi 3,1% pada 2018, lebih tinggi dari proyeksi sebelumnya di bulan Juni sebesar 2,8%.
Sedangkan, pertumbuhan ekonomi tahun 2019 diperkirakan 0,1% lebih tinggi menjadi 2,5%. Dan perkiraan untuk 2020 tetap pada level 2%. Untuk perkiraan tingkat pengangguran meningkat lebih tinggi menjadi 3,7% dari estimasi bulan Juni sebesar 3,6%.
Kenaikan suku bunga The Fed langsung direspons positif oleh dolar AS (USD). Mengutip dari Reuters, indeks yang mengukur dolar terhadap enam mata uang utama, awalnya turun 0,13% menjadi 93,981. Namun pulih ke wilayah positif dengan naik 0,11% menjadi 94,240.
(fjo)
Bagikan Berita Ini
0 Response to "Ekonom Prediksi BI Bakal Naikkan Lagi Suku Bunga 25 Bps"
Post a Comment