
loading...
Dilansir BBC, Arab Saudi memimpin produksi di kalangan Organisasi Negara-negara Pengekspor Minyak Dunia (OPEC), sementara Rusia menjadi produsen minyak terbesar di luar kelompok tersebut. Keduanya bertemu di Aljiers pada akhir pekan untuk membahas peningkatan pasokan global dan sanksi AS terhadap Iran. Pertemuan diakhiri dengan tidak adanya kesepakatan resmi tentang peningkatan tambahan pasokan.
(Baca Juga: Harga Minyak Dunia Tergelincir Usai Trump Desak OPEC)
Menteri Energi Saudi Khalid al-Falih mengatakan, pada konferensi pers di Aljazair bahwa dia tidak akan "mempengaruhi harga". OPEC dan produsen lain telah membahas peningkatan produksi sebesar 500.000 barel per hari, berdasarkan laporan Reuters. Penjualan minyak mentah Iran telah jatuh karena pembeli tetap waspada terhadap sanksi AS yang akan berlaku mulai November.
Ketakutan itu telah mengirim harga minyak mentah lebih tinggi, dengan pedagang komoditas Trafigura dan Mercuria memprediksi harga bisa naik menjadi lebih dari USD100 per barel pada awal tahun depan. Namun Ann-Louise Hittle, Wakil Presiden Perusahaan Konsultan Energi Wood Mackenzie, mengatakan kenaikan harga hanya "sebuah reaksi berlebihan di pasar."
Dalam sebuah tweet-nya pekan lalu, Presiden AS Donald Trump mengatakan bahwa OPEC "harus menurunkan harga sekarang!" dengan meningkatkan output global. "Kami melindungi negara-negara Timur Tengah. Mereka tidak akan aman untuk waktu yang lama tanpa kita, namun mereka terus mendorong harga minyak yang lebih tinggi dan lebih tinggi! Kami akan ingat," kicau Trump.
Menteri Minyak Iran Bijan Zanganeh mengatakan, pada hari Minggu bahwa tweet Trump "adalah penghinaan terbesar bagi sekutu Washington di Timur Tengah". Tahun lalu, OPEC dan negara-negara penghasil minyak lainnya termasuk Rusia mengatakan mereka akan memperpanjang kesepakatan, yang pertama kali disepakati pada tahun 2016, untuk memangkas produksi guna membantu mendukung harga minyak setelah jatuh hingga di bawah USD50 per barel.
Kesepakatan ini kembali ditegakkan pada pertemuan akhir pekan kemarin. "Kami berharap bahwa negara-negara OPEC dengan kapasitas cadangan yang tersedia, yang dipimpin oleh Arab Saudi, akan meningkatkan output tetapi tidak sepenuhnya mengimbangi penurunan barel Iran," kata Edward Bell, Analis Komoditas di Bank Emirat NBD.
"Apakah mereka melakukannya, maka pasar minyak akan menjadi lebih tidak nyaman. Serta semakin ketat daripada perkiraan kami untuk 2019 karena kapasitas cadangan terkikis," tambah Bell.
(akr)
Bagikan Berita Ini
0 Response to "Harga Minyak Mentah Dunia Sempat Tembus USD81 Per Barel"
Post a Comment