
loading...
Direktur Keuangan BNI Anggoro Eko Cahyo mengatakan, perolehan laba bersih tersebut didorong oleh pertumbuhan pendapatan bunga bersih (NII) yang disertai perbaikan kualitas aset. Pertumbuhan laba bersih perseroan lebih tinggi dibandingkan pertumbuhan laba bersih industri perbankan nasional hingga Juli 2018 lalu tumbuh sebesar 8,4% (YoY).
Pertumbuhan laba bersih BNI tersebut ditopang oleh NII yang meningkat dari Rp23,51 triliun pada Kuartal III Tahun 2017, menjadi Rp26,01 triliun pada Kuartal III Tahun 2018, atau tumbuh 10,6%(YoY) lebih tinggi dibandingkan pertumbuhan NII di industri perbankan yang hanya mencapai 4,5% per Juli 2018. “Pertumbuhan NII tersebut merupakan hasil dari penyaluran kredit BNI yang tetap terkelola dengan prudent dan optimal,” ujar Anggoro dalam jumpa pers di Jakarta, Kamis (18/10/2018).
Lebih lanjut Ia menjelaskan pendukung pertumbuhan laba bersih lainnya berasal dari Pendapatan Non Bunga yang tumbuh 6,0% (YoY), yaitu dari Rp7,18 triliun pada 2017 menjadi Rp7,61 triliun pada kuartal tiga tahun 2018. Pendapatan Non Bunga tersebut didorong oleh peningkatan kontribusi fee dari segmen business banking, antara lain fee dari trade finance yang tumbuh 16,3% (YoY) dan fee dari bank garansi yang tumbuh 28,4% (YoY).
“Penyokong utama Pendapatan Non Bunga juga berasal dari pertumbuhan bisnis Consumer & Retail, antara lain fee pengelolaan rekening yang tumbuh 8,9% (YoY), dan fee dari bisnis kartu yang tumbuh 6,9% (YoY),” tambahnya.
Dengan adanya peningkatan Net Interest Income dan Non Interest Income, kualitas aset yang terjaga, serta upaya efisiensi yang konsisten telah dilakukan, maka BNI mampu meningkatkan profitabilitas yang tercermin dari Return on Equity (ROE) yang naik dari 15,9% menjadi 16,8%.
BNI juga mencatat Pertumbuhan Dana Pihak Ketiga (DPK) sebesar 14,2% (YoY), dimana komposisi DPK didominasi oleh dana murah (CASA) yang mencapai 61,9% atau meningkat dibandingkan CASA pada periode yang sama tahun 2017, yaitu 60,4%. Ruang bagi BNI untuk menyalurkan kredit menjadi terbuka lebar, ditandai dengan likuiditas yang sehat, terlihat dari posisi Loan to Deposit Ratio (LDR) yang mencapai 89,0% pada Kuartal III Tahun 2018.
“Kondisi tersebut menegaskan bahwa BNI tetap mampu menjaga likuiditas yang baik dengan ruang yang cukup untuk terus melanjutkan ekspansi kredit hingga akhir tahun 2018,” jelasnya.
Wakil Direktur Utama BNI Herry Sidharta mengungkapkan, hingga kuartal tiga 2018, BNI mampu mencatatkan pertumbuhan kredit sebesar Rp65,64 triliun atau meningkat 15,6% (YoY) dari posisi Rp 421,41 triliun pada 2017 menjadi Rp487,04 triliun pada tahun 2018. Pertumbuhan tersebut dikontribusi oleh kredit pada Bisnis Korporasi yang meningkat 18,5% (YoY), terutama kontribusi dari industri Manufaktur, Perdagangan, Restoran & Hotel, serta Konstruksi.
“Dari segmen bisnis konsumer, payroll loan masih menjadi penggerak utama. payroll loan tumbuh sebesar 43,7% (YoY). Kartu Kredit dan BNI Griya (KPR) juga naik, masing-masing sebesar 8,1% dan 9,1% (YoY),” ujar Herry menambahkan.
Untuk mendukung ekspansi Kredit, sampai dengan Kuartal III Tahun 2018, BNI mampu mendorong pertumbuhan DPK sebesar 14,2%(YoY), yaitu dari Rp480,53 triliun pada Kuartal III Tahun 2017 menjadi Rp548,59 triliun pada Kuartal III Tahun 2018. Pada Kuartal III Tahun 2018, BNI juga mampu menekan cost of fund dari 3,0% menjadi 2,8%.
Hal ini karena BNI mampu menjaga rasio CASA yang meningkat ke level 61,9% pada Kuartal III Tahun 2018 dari sebelumnya 60,4% pada Kuartal III Tahun 2017. Perbaikan rasio ini didorong oleh pertumbuhan giro dan tabungan yang lebih tinggi dibandingkan dengan pertumbuhan deposito.
BNI mencatatkan giro tumbuh 22,4% (YoY) pada Kuartal III 2018 dibandingkan periode yang sama tahun 2017. Adapun Tabungan tumbuh 12,7% (YoY) dibandingkan Kuartal III 2017. Sementara pertumbuhan Deposito lebih lambat, yaitu 9,8% (YoY) pada Kuartal III 2018 dibandingkan Kuartal III 2017. Hal ini merupakan strategi BNI dalam menjaga rasio CASA yang kuat di level 61,9% dan menekan biaya dana.
Dalam upaya menghimpun dana murah, BNI terus meningkatkan hubungan baik dengan nasabah institusi atau kelembagaan, baik swasta, BUMN, maupun pemerintahan, serta mengembangkan layanan digital banking sebagai platform perbankan transaksional. Keberhasilan dalam upaya-upaya tersebut dapat dibuktikan dengan penambahan jumlah rekening yang mencapai 11,1 juta; yaitu dari 30,8 juta rekening pada Kuartal III Tahun 2017 menjadi 41,4 juta rekening pada Kuartal III Tahun 2018.
Bagikan Berita Ini
0 Response to "Laba BNI Tumbuh 12,6% di Kuartal III/2018"
Post a Comment