loading...
Pagi tadi, rupiah sempat dibuka menguat 5 poin menjadi Rp14.897 per USD. Sepanjang Senin ini, rupiah diperdagangkan di kisaran Rp14.896-Rp14.911 per USD.
Data Yahoo Finance menyebut, rupiah pada awal Oktober ini menguat 20 poin atau 0,13% menjadi Rp14.905 per USD, berbanding penutupan Jumat lalu di Rp14.925 per USD. Hari ini, mata uang NKRI diperdagangkan di Rp14.900-Rp14.925 per USD.
Rupiah tertekan oleh data inflasi Badan Pusat Statistik (BPS) yang melansir pada September lalu terjadi deflasi 0,18%. Sedangkan pada Agustus lalu, terjadi deflasi 0,05%. Deflasi dua bulan beruntun ini menimbulkan pesimisme, dimana menandakan daya beli masyarakat yang melesu.
Hal ini terlihat dari Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) yang ditutup merugi 31,95 poin atau 0,53% ke level 5.944,60, dengan sektor konsumsi melemah 1,46%.
Sementara itu, dolar Amerika Serikat naik tipis terkait pengumuman data pekerjaan AS bulan September yang akan dilansir pada pekan ini. Begitu juga data indeks pembelian manufaktur (PMI). Mengutip Reuters, indeks USD naik seperlima persen menjadi 95,32, tepat di bawah level tertinggi 10 September yaitu di posisi 95,38.
Dolar AS juga mendapat bahan bakar imbas masalah di Italia. Komisi Eropa menolak rencana anggaran Italia pada bulan November. Hal ini membuat investor kembali memilih dolar AS sebagai aset safe haven. Alhasil, euro turun seperempat persen menjadi USD1,15775 dan franc Swiss juga melemah menjadi 1,1368.
(ven)
Bagikan Berita Ini
0 Response to "Penurunan IHSG Seret Rupiah Melemah ke Rp14.910 per USD"
Post a Comment