
loading...
Bhima memperkirakan pertumbuhan ekonomi di kuartal III/2018 hanya akan mencapai angka 5,05% atau lebih rendah dibandingkan kuartal kedua yang sebesar 5,27%.
"Penurunan pertumbuhan ekonomi disebabkan oleh rendahnya konsumsi rumah tangga pasca-Lebaran," ujar Bhima dalam keterangan resmi yang diterima SINDOnews di Jakarta, Minggu (4/11/2018).
Selain itu, kata Bhima, geliat industri manufaktur yang tertekan kenaikan biaya bahan baku dan pelemahan kurs rupiah, serta ekspor dan investasi yang belum terlalu pulih membuat pertumbuhan ekonomi rendah.
"Di sisi lain, andalan pertumbuhan adalah belanja pemerintah melalui bansos, meskipun kontribusinya hanya 9% hingga 10% ke PDB," katanya.
Sebagai informasi, Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat pertumbuhan ekonomi Indonesia di kuartal II/2018 sebesar 5,27%. Relatif tingginya pertumbuhan ekonomi di kuartal II/2018 ditopang oleh kenaikan harga komoditas, baik migas dan nonmigas. Sementara pertumbuhan ekonomi pada kuartal I/2018 hanya sebesar 5,06%.
(fjo)
Bagikan Berita Ini
0 Response to "Ekonom Prediksi Pertumbuhan Ekonomi di Kuartal III Hanya 5,05%"
Post a Comment