
loading...
Chief Executive Officer (CEO) BKDI Lamon Rutten mengatakan, dampak perang dagang di platform Indonesia Commodity and Derivatives Exchange (ICDX) mulai reda karena ekspor naik 10% dibanding tahun lalu. Diharapkan mulai ada perdagangan multilateral di bursa berjangka.
"Sampai sekarang tidak banyak kontrak berjangka. Ekspor akan kembali sama akan tahun lalu," ujarnya di Jakarta, Senin (26/11/2018).
Menurutnya, dampak perang dagang juga tidak baik bagi AS karena permintaan global membuat harga produk timah kurang baik. Sehingga, bisa menyentuh di atas USD20.000 per metric ton seperti tahun lalu dari sekarang USD19.100 per metric ton. "Untuk harga timah banyak pikir situasi diantara AS dan China. Tidak akan lama lagi akan diperbaiki," katanya.
Lamon menjelaskan, banyak investor berpikir masalah perang dagang itu akan selesai. Timah sendiri masih dipergunakan di semua industri. "Telepon, komputer dan semua produk elektronik ada timah. Namun, tidak ada banyak timah di dunia, begitu banyak produksi maka harga tidak akan naik, permintaan kuat terkait harga timah," pungkasnya.
(akr)
Bagikan Berita Ini
0 Response to "Harga Timah Diramal Kembali Pulih Pasca Perang Dagang"
Post a Comment