
loading...
Kepala Bappebti Indrasari Wisnu Wardhana mengatakan, bursa berjangka belum dapat dijadikan sarana lindung nilai oleh pelaku usaha dan bursa berjangka luar negeri. Akibatnya, produktivitas komoditas berjangka di Indonesia belum bisa dimaksimalkan.
"Indonesia yang merupakan negara penghasil utama beberapa komoditas dunia, seperti minyak kelapa sawit (CPO), kakao, karet, kopi, dan batu bara ternyata masih sedikit dihasilkan," ujar Wisnu di Jakarta,Selasa (27/11/2018).
Dia mengatakan, sistem perdagangan alternatif masih mendominasi dibandingkan perdagangan yang bersifat berjangka. Sedangkan transaksi kontrak berjangka multirateral likuiditasnya sangat minim dan kualitas pasarnya belum dalam.
"Likuiditas transaksi kontrak multilateral merupakan tolok ukur keberhasilan industri PBK karena secara teori mikro ekonomi mekanisme kontrak multilateral merupakan pertemuan antara supply dan demand yang sesungguhnya, melibatkan banyak pihak, tidak ada pihak yang saling mendikte," katanya.
Untuk itu, pihaknya berupaya untuk meningkatkan volume transaksi kontrak multilateral agar mencapai fungsi ideal bursa berjangka. Salah satunya dengan meningkatkan pemahaman masyarakat mengenai industri PBK.
"Karenanya, Bappepti mendukung Asosiasi Pedagang Berjangka Komoditi Indonesia (Aspebtindo) bekerja sama dengan Bursa Berjangka Jakarta (BBJ), Bursa Komoditi dan Derivatif Indonesia (BKDI), Kliring Berjangka Indonesia (KBI) dan Indonesia Clearing House (ICH)," jelasnya.
(fjo)
Bagikan Berita Ini
0 Response to "Kemendag Dorong Peningkatan Perdagangan Berjangka"
Post a Comment