
loading...
"Revisi ini bertujuan mengakomodir penyelesaian target proyek 35.000 MW yang semula dijadwalkan selesai 2019 tapi disesuaikan kemungkinan menjadi 2021. Revisi ini penting sebagai kepastian para mitra kontraktor," ujar Kepala Divisi Konstruksi PLN, Robert Aprianto Purba di sela acara Rakernas Himpunan Kontraktor Ketenagalistrikan Dan Mekanikal Indonesia (HIKKMI) di Hotel Grand Sahid Jaya, Jakarta, Selasa (27/11/2018).
Menurut dia, revisi RUPTL terkait penyesuaian target proyek 35.000 MW menjadi 19.000 MW pada 2019 ditargetkan selesai akhir tahun ini. Pihaknya memastikan penyesuaian target tersebut tidak mengganggu target rasio rasio elektrifikasi nasional. "Tidak mengganggu pencapaian rasio elektrifikasi 100% di tahun 2019. Ini hanya menyesuaikan supply dan demand," terang dia.
Dia menambahkan penyesuaian target proyek pembangkit 35.000 MW juga berpengaruh terhadap target pembangunan transmisi. Rencananya target pembangunan transmisi program 35.000 MW tercapai 46.000 kilometer sirkit (kms) pada 2019 mendatang. Namun dengan revisi target tersebut, dijadwalkan pembangunan transmisi selesai 2021 mendatang.
"Tercapai di 2019 seluruhnya tentu tidak. Kami sebagaian akan selesaikan pada 2020 bahkan ada yang sampai nyebrang hingga 2021," kata dia.
Robert mengatakan untuk mencapai target proyek 35.000 MW memang tidak mudah. Pasalnya masih banyak hambatan yang dilalui oleh PLN maupun mitra kontraktor. Adapun hambatan tersebut masih banyak terkait perizinan antar kementerian lembaga dan pembebasan lahan untuk dilalui jalur transmisi.
"Tapi hambatan ini memang harus kita selesaikan. Pemerintah juga mendukung, salah satunya dengan membentuk komite percepatan pembangunan infrastruktur sehingga kita terbantu untuk menyelesaikan terkait perizinan maupun pembebasan lahan," ujar dia.
Pada kesempatan sama, Ketua Umum Himpunan Kontraktor Ketenagalistrikan dan Mekanikal Indonesia (HIKKMI), Tjahjadi Aquasa, mengungkapkan pengesahan RUPTL diperlukan para kontraktor sebagai kepastian membangun proyek-proyek insfrastruktur ketenagalistrikan. Menurut dia, HIKKMI pun siap membantu PLN dalam menyukseskan program pemerintah, dalam hal ini pembangunan transmisi sepanjang 46.000 kms.
"Untuk mewujudkan tercapainya proyek transmisi, perlu kolaborasi dengan dengan PLN, dan selalu menjaga hubungan baik antara PLN dengan para kontraktor tersebut, serta saling membangun berkomunikasi," kata dia.
Dia mengakui, perizinan dan pembebasan lahan masih menjadi kendala sampai saat ini. Namun untuk pembebasan laha jauh lebih baik dibandingkan tahun sebelumnya karena PLN telah menggunakan jasa konsultan.
"Dengan demikian, proses pembebasan lahan jauh lebih baik dan jauh lebih cepat. Perizinan dan pembebasan lahan ini merupakan satu sistem yang harus berjalan bersama," tambah dia.
Tjahjadi melanjutkan, jika proyek-proyek transmisi terhalang pembebasan lahan dan perizinan secara berlarut-larut maka akan mengganggu investasi. Pasalnya kontraktor tidak bisa melanjutkan investasi karena proyeknya tidak jalan.
"Misalnya transmisi dan gardu induk tidak bisa selesai karena masalah izin dan pembebasan lahan maka kita tidak bisa investasi. Sebab itu perlu koordinasi antara PLN dengan penyedia jasa kontraktor," kata dia.
Ia memastikan dengan terurainya hambatan tersebut HIKKMI optimistis target proyek 35.000 MW dapat tercapai tepat waktu. Namun jika kendala utama tersebut masih belum bisa diselesaikan pihaknya menyakini target yang ditetapkan pemerintah tidak bakal tercapai.
"Kalau menurut kami banyaknya kendala ini terancam target tidak tercapai kecuali adanya evaluasi baik dari PLN dan pemerintah," tandas dia.
Sebagaimana diketahui proyek 35.000 MW akan ditunda sekitar 15.200 MW. Proyek yang ditunda adalah yang belum mendapatkan kepastian pendanaan (financial close). Jadi proyek yang seharusnya bisa selesai 2019, ada yang mundur hingga 2021 bahkan 2026.
(ven)
Bagikan Berita Ini
0 Response to "PLN Targetkan Revisi RUPTL Selesai Akhir Tahun"
Post a Comment