
loading...
Sanksi yang dilayangkan tidak hanya menargetkan Iran, tetapi juga negara-negara yang berdagang dengannya. Langkah AS ini diyakini bakal menjadi hantaman keras bagi ekspor minyak Iran, bisnis pengiriman serta bank bahkan diperkirakan hampir berdampak ke semua bagian inti ekonomi negara.
Sementara itu, sanksi yang mulai berlaku sejak 4 November itu disambut ribuan warga Iran dengan meneriakkan "Death to America" pada akhir pekan, kemarin. Mereka juga menyerukan penolakan untuk melakukan pembicaraan serta negosiasi.
Militer Iran juga dikutip mengatakan, bakal menggelar latihan pertahanan udara pada hari Senin dan Selasa untuk membuktikan kemampuan negara itu. Seperti dilansir BBC, Senin (5/11/2018) demonstrasi berlangsung tepat pada ulang tahun ke-39 pendudukan kedutaan AS di Teheran, yang menyebabkan empat dekade permusuhan.
Sebelum melakukan perjalanan kampanye untuk pemilihan umum menengah (sela) di AS, Presiden Donald Trump mengatakan Iran tengah berjuang di bawah kebijakan pemerintahannya.
"Sanksi Iran sangat kuat. Ini adalah sanksi terkuat yang pernah kami kenakan. Dan kami akan melihat apa yang terjadi dengan Iran, tetapi mereka saya yakin tidak akan bisa melaluinya dengan sangat baik, saya dapat memberitahu Anda," ungkapnya.
Awal Mula
Washington kembali memberlakukan sanksi setelah Trump pada bulan Mei menarik diri dari kesepakatan yang ditekan antara AS dan Iran pada tahun 2015 yang ditujukan untuk membatasi ambisi nuklir Iran. Pihak AS juga mengatakan, ingin menghentikan apa yang disebutnya kegiatan "memfitnah" Teheran termasuk serangan di dunia maya, uji coba rudal balistik, dan dukungan untuk kelompok teror dan milisi di Timur Tengah.
"Kami bekerja keras untuk memastikan tetap mendukung rakyat Iran dan bahwa kami mengarahkan semua kegiatan agar memastikan bahwa perilaku buruk Republik Islam Iran berubah. Itulah tujuannya, itulah misinya, dan itulah yang akan kami raih atas nama presiden," kata Menteri Luar Negeri AS, Mike Pompeo, kepada Fox News Sunday.
Menakar Dampak AS ke Iran
AS telah secara bertahap kembali memberlakukan sanksi, tetapi para analis mengatakan hingga putaran terakhir menjadi yang paling signifikan. Lebih dari 700 individu, entitas, kapal dan pesawat terbang kini masuk dalam daftar sanksi, termasuk bank-bank besar, eksportir minyak dan perusahaan pelayaran. Pompeo mengungkapkan, bahwa lebih dari 100 perusahaan internasional besar telah keluar dari Iran sebelum sanksi diterapkan.
Dia juga menambahkan, ekspor minyak Iran telah turun hampir satu juta barel per hari, yang dipastikan mencekik sumber utama pendanaan negara itu. Selain itu, jaringan Swift yang berbasis di Brussels untuk membuat pembayaran internasional diperkirakan akan memotong hubungan dengan lembaga-lembaga Iran yang ditargetkan, mengisolasi Iran dari sistem keuangan Internasional.
Bagaimana Reaksi Uni Eropa
Inggris, Jerman dan Perancis yang merupakan salah satu dari lima negara masih berkomitmen pada pakta nuklir, semuanya mengutarakan keberatan dengan sanksi tersebut. Diterangkan mereka telah berjanji untuk mendukung perusahaan-perusahaan Eropa yang melakukan "bisnis secara sah" dengan Iran dan telah menyiapkan mekanisme pembayaran alternatif - atau Special Purpose Vehicle (SPV) - yang akan membantu perdagangan perusahaan tanpa menghadapi hukuman AS.
Namun, analis meragukan kesepakatan ini secara material akan mengurangi dampak sanksi terhadap Iran. Dan dalam beberapa hari terakhir, Menteri Keuangan AS Steven Mnuchin mengatakan AS akan "agresif" menargetkan setiap perusahaan atau organisasi "yang menghindari sanksi kami".
Pengecualian
Bagikan Berita Ini
0 Response to "Sanksi Terberat AS Dilepaskan, Inti Ekonomi Iran Akan Terganggu"
Post a Comment