loading...
Awalnya, nilai akuisisi saham Holcim Indonesia tersebut hanya USD917 juta. Namun setelah di sesuaikan berdasarkan kondisi pada saat penyelesaian transaksi dan menyertakan utang, nilainya bertambah menjadi USD1,75 miliar.
Dengan dikuasainya Holcim oleh Semen Indonesia, otomatis industri semen Tanah Air kini didominasi oleh dua perusahaan, yakni Semen Indonesia dan PT Indocement Tunggal Perkasa (Indocement). Kedua raksasa ini menguasai 80% penjualan semen di dalam negeri.
Sementara sisanya, menjadi jatah perusahaan-perusahaan lain yang relatif baru menggarap pasar semen di Indonesia. Berdasarkan data dari Asosiasi Semen Indonesia (ASI), total pangsa untuk Semen Indonesia setelah akuisisi Holcim mencapai sekitar 54%, sedangkan Indocement menguasai sekitar 26% pangsa pasar.
Masih menurut data ASI, konsumsi semen nasional pada pertengahan 2018 mencapai 30,04 juta ton, meningkat dibanding tahun sebelumnya 28,9 juta ton. Hingga akhir tahun, permintaan semen di per kirakan bisa mencapai 61 juta ton. Jumlah konsumsi semen di Tanah Air masih di bawah kapasitas produksi terpasang di industri semen yang mencapai 107 juta ton.
Direktur Utama Semen Indonesia Hendi Prio Santoso mengatakan, dalam situasi industri semen nasional yang semakin kompetitif, kombinasi antara Semen Indonesia dan Holcim Indonesia akan membuat footprint perseroansemakinbesardankuat.
“Kami bersyukur dapat mengumumkan transaksi pengambilalihan saham yang transformasional bagi Semen Indonesia Group untuk dapat mempertahankan posisi sebagai market leader di Indonesia,” kata Hendi dalam keterangannya di Jakarta kemarin.
Dia menambahkan, perseroan bersama Holcim Indonesia telah menandatangani perjanjian pengikat jual-beli bersyarat atau Conditional Sales & Purchase Agreement untuk mengambil alih 6,17 miliar lembar saham Holcim Indonesia yang setara 80,6%.
Transaksi akuisisi ini akan dilakukan melalui PT Semen Indonesia Industri Bangunan (SIIB) yang merupakan anak perusahaan Semen Indonesia. Nilai akuisisi tersebut sudah termasuk jumlah utang SMCB yang ikut dialihkan ke SMGR.
Menurut Hendi, industri semen di Tanah Air masih berpeluang tumbuh dan menjanjikan. Hal ini didukung oleh kelanjutan program investasi pemerintah dan swasta, seperti Program Satu Juta Rumah, berbagai proyek infrastruktur pemerintah, berbagai proyek properti yang dikembangkan oleh sektor swasta, serta konsumsi ritel.
“Pengambilalihan saham ini akan memberikan tambahan kapasitas dan jangkauan geografis yang semakin luas bagi Semen Indonesia Group untuk mampu menangkap peluang pertumbuhan industri semen domestik, serta mampu memperkuat ketahanan industri semen BUMN di Indonesia,” paparnya.
Sebagai catatan, Holcim Indonesia merupakan perusahaan semen terbesar ketiga di Indonesia yang memiliki empat pabrik semen dengan kapasitas 14,8 juta ton pertahun dan 30 fasilitas ready-mix. Menurut Hendi, pengambilalihan saham Holcim Indonesia ini akan semakin memperkuat posisi Semen Indonesia di pasar domestik.
Lebih lanjut Hendi menjelaskan, Semen Indonesia akan dapat memperluas jaringan pabrik semennya di dalam negeri, memperluas diversifikasi jenis produk yang ditawarkan, meningkatkan efisiensi khususnya biaya distribusi dan bahan baku, sekaligus memperkuat posisi bisnis ready mix dengan berbagai variasi produk dan solusi yang dapat meningkat kan nilai tambah kepada para pemangku kepentingan.
Di sisi lain, Holcim Indo nesia juga telah menerapkan teknologi bahan bakar dari limbah yang nantinya dapat disinergiskan secara luas di seluruh fasilitas Semen Indonesia Group, sehingga dapat semakin meningkatkan efisiensi biaya.
Saat ini di Indonesia terdapat 15 perusahaan semen dengan kapasitas terpasang sekitar 107 juta ton per tahun, yang 63% dari kapasitas (capacityshare) tersebut dikuasai oleh pihak swasta dan pemain asing (global).
Bagikan Berita Ini
0 Response to "Semen Indonesia Akuisisi Holcim Rp25,9 Triliun"
Post a Comment