
loading...
Pengembangan jalan tol terpadat di Indonesia itu sengaja dipercepat karena merupakan bagian dari ruas tol Trans Jawa yang pada akhir tahun ini dioperasikan. Jakarta-Cikampek memiliki posisi strategis karena merupakan penghubung dan pertemuan arus dari arah selatan dan utara Jawa bagian barat.
Salah satu upaya percepatan proyek Jakarta-Cikampek II dilakukan dengan "mengorbankan" pembangunan light rail transit (LRT) dan kereta cepat Jakarta-Bandung yang sebagian konstruksinya berdekatan dengan Jakarta-Cikampek elevated. Ketiga proyek inilah yang menjadi penyebab kemacetan panjang hampir setiap waktu terutama di km 11-17.
Menurut Direktur Utama PT Jasa Marga (Persero) Desi Arryani, target penyelesaian pengerjaan proyek tol Jakarta-Cikampek elevated memang sangat ketat. Hal ini dikarenakan tol Trans Jawa tidak lama lagi akan segera dioperasikan.
“Tidak lama lagi trans jawa akan beroperasi tetapi ditahan di Jakarta-Cikampek karena Jakarta-Cikampek belum selesai. Oleh karena itu manfaatnya masih kurang optimal, sehingga dari Jakarta ke Surabaya itu masih tersendat hanya di Jakarta-Cikampek. Untuk itu kita ingin memaksimalkan supaya Trans Jawa ini bisa betul-betul termanfaatkan segera,” ujar Desi.
Dia pun menghimbau kepada masyarakat yang hendak melalui ruas tol Jakarta-Cikampek agar melakukan perjalanan pada siang hari. Hal ini mengingat pengerjaan proyek di ruas tol tersebut pada pukul 22.00 - 06.00 WIB.
Sekadar diketahui, jalan tol Jakarta-Cikampek II dibangun dengan sistem melayang di atas tol oleh Badan Usaha Jalan Tol (BUJT) Jasa Marga sejauh 36 km. Terdapat sembilan seksi dalam proyek pembangunan ini yang membentang dari Karawang Barat hingga Cikunir. Simpang susun Cikunir bahkan menjadi salah satu titik kemacetan terparah karena merupakan pertemuan antara lajur dari arah tol dalam kota, JORR dan dari arah Tanjung Priok. Di sini kemacetan sudah mulai terasa sejak km 9 dari arah Jakarta. Sementara ke arah Cikampek kemacetan juga kerap terjadi hingga km 57 menjelang Cipularang.
Menteri Perhubungan Budi Karya Sumadi mengatakan, kedua titik antara KM 11-17 merupakan area terpadat yang menyumbang kemacetan di Tol Jakarta-Cikampek. Untuk itu, Budi Karya meminta untuk sementara tidak ada pekerjaan di wilayah tersebut.
“Kami juga akan mengevaluasi kegiatan Waskita Karya interchange di kilometer 24,” ujar Budi Karya.
Dia menambahkan, penghentian sementara proyek LRT dan kereta cepat di jalur Jakarta-Cikampek dimaksudkan agar pengerjaan tol elevated II bisa diutamakan. Untuk diketahui, saat ini progress pembangunan proyek milik Jasa Marga ini sudah mencapai 57,5%. Adapun penghentian sementara proyek LRT dan Kereta Cepat ini diperkirakan berjalan selama 3-4 bulan ke depan.
Masifnya pengerjaan proyek Jakarta-Cikampek elevated bersama LRT dan Kereta Cepat Jakarta-Bandung yang dilakukan lebih dari setahun terakhir ini juga dikeluhkan masyarakat yang biasa melintas di wilayah tersebut. Hal ini karena dampak kemacetan tidak saja di lajur tol tetapi juga terasa hingga ke jalan arteri. Menanggapi kemacetan parah di tol Jakarta-Cikampek dan sekitarnya, Kementerian Perhubungan berencana menggelar rapat hari ini.
Aldean Firmandi, warga Bekasi Timur mengatakan, saat ini kemacetan di Jakarta-Cikampek semakin parah, bahkan cenderung tidak bergerak di jam-jam tertentu. Dia mengakui, setiap pulang kerja dari daerah Cikarang Pusat ke rumahnya di Bekasi Timur, yang biasanya paling lambat ditempuh satu setengah jam, kini bisa lima jam perjalanan.
”Sekarang macetnya nambah parah, bisa lebih dari empat jam tidak bergerak,” kata Aldean. Dia menambahkan, seringkali kecepatan mobilnya di jalan tol Jakarta-Cikampek hanya maksimal 10 km per jam.
Jalur Alternatif
Dihubungi terpisah, Sekretaris pengurus harian Yayasan Lembaga Konsumen Indonesia (YLKI) Agus Suyatno mengatakan, sejumlah proyek infrastruktur yang dikerjakan di jalan tol Jakarta-Cikampek harus tetap memperhatikan kepetingan konsumen.
Bagikan Berita Ini
0 Response to "Tol Jakarta-Cikampek II Dikebut"
Post a Comment