
loading...
“Yang baru hanya tiga. Kalau itu dilengkapi semuanya, mungkin bisa ditetapkan tahun depan,” ujar Sekretaris Dewan Nasional KEK Enoh Suharto Pranoto di Jakarta kemarin.
Enoh menuturkan, KEK Singosari diperkirakan akan beroperasi terlebih dahulu karena di nilai telah siap. Sementara dua KEK lainnya di Bangka Belitung masih harus berkoordinasi dengan pemerintah daerah setempat.
“Itu masih harus koordinasi karena ada tambang timah di Bangka Belitung. Nanti koordinasi dengan ESDM, PT Timah, dan pemerintah daerah. Itu PR gubernur,” tuturnya. KEK Singosari dikhususkan untuk kegiatan pariwisata. Di kawasan tersebut akan di bangun hotel-hotel bintang 5 dan 4.
Total luas lahan KEK ini 271 hektare (ha), sementara yang sudah dibebaskan seluas 107 ha. KEK Tanjung Gunung juga akan diperuntukkan bagi wisata meeting, incentive, conference, exhibition (MICE). Sementara KEK Sungai Liat akan diperuntukkan bagi wisata sport tourism dan budaya.
Pemerintah membangun 12 KEK yang tersebar di seluruh Indonesia. Dari 12 KEK tersebut, enam KEK telah beroperasi, yaitu KEK Sei Mangkei, KEK Tanjung Lesung, KEK Palu, KEK Mandalika, KEK Galang Batang, dan KEK Arun Lhok seumawe.
“Itu perkembangannya berjalan. Ada yang cepat seperti Mandalika, Galang Batang, Palu juga. Walaupun kena tsunami, tetapi setelah tsunami ada investor yang mau masuk. Mereka akan bangun smelter mangan di sana. Kemarin saya sudah ban tu soal perizinannya di sana dan sebagainya,” ungkapnya.
Sementara enam KEK lainnya sedang dalam tahap pembangunan, yaitu KEK Tanjung Api-Api, KEK Sorong, KEK Tanjung Kelayang, KEK Bitung, KEK Morotai, dan KEK Maloy Batuta Trans Kalimantan (MBTK).
Enoh menekankan pentingnya mitigasi bencana di KEK yang beroperasi. Untuk itu, dia meminta supaya pengelola dan pengembang kawasan memiliki teknologi baru yang bisa memprediksi kejadian bencana.
“Jadi, harus dipersiapkan mitigasinya. Kedepan, kami akan meminta supaya mereka punya teknologi baru yang bisa memprediksi kejadian bencana dan sebagainya,” ujarnya.
Menurut dia, mitigasi perlu dipersiapkan dari sumber daya manusia (SDM) yang terlatih, jalur evakuasi, hingga tempat evakuasi.
“Di KEK Tanjung Lesung sebenarnya sudah ada semua, hanya miss di early warning system. Mungkin harus dikoordinasikan lagi dengan semua pihak,” kata Enoh.
Enoh menambahkan, kerusakan yang terjadi di KEK Tanjung Lesung pascabencana tsunami merupakan tanggung jawab pengelola kawasan, dalam hal ini Jabebaka Group.
Meski begitu, perusahaan-perusahaan besar tentu telah mengasuransikan asetnya untuk mengantisipasi dampak bencana alam seperti tsunami. “Tugas pemerintah itu dukungan infrastruktur wilayahnya seperti jalan akses, menciptakan iklim investasi, memberikan dukungan investasi yang merupakan kewajiban dari pemerintah. Tapi kalau kawasan tanggung jawab pengelola,“ ujarnya.
Sebelumnya, Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Darmin Nasution mengatakan, pada saat kejadian bencana seharusnya setiap pengusaha memiliki asuransi.
Pemerintah memiliki mekanis memelalui Sekretariat Dewan KEK untuk mengevaluasi peristiwa bencana yang baru saja terjadi. “Pasti ada asuransinya. Aneh kalau tidak punya, apalagi KEK,” tuturnya.
Bagikan Berita Ini
0 Response to "Tiga KEK Baru Akan Beroperasi 2019"
Post a Comment