
loading...
Kendati demikian memasuki tahun baru 2019, Ia menyakini tren neraca perdagangan yang defisit bakal berkurang. Alasannya dikarenakan konsumsi nasional saat ini masih cukup tinggi. "Kita tunggu minggu depan ada sisi tekanan dan masih ada related. Konsumsi sendiri sudah terlihat tinggi dimana perdagangan eceran, ekspetasi konsumen untuk spanding masih cukup baik," ujar Dody di Jakarta, Jumat (11/1/2019).
Lebih lanjut, Ia memprediksi pertumbuhan konsumsi nasional pada kuartal IV-2018 bakal ada di kisaran level 5 hingga 5,5% sehingga mendorong permintaan domestik yang menopang pertumbuhan ekonomi. "Kalau defisit ya pasti defisit (neraca perdagangan), tapi trennya kan menurun. Harus dilihat juga penyebab kenaikan ekspor atau impor. Sekarang memang kita masih impor barang modal terkait investasi yang tinggi. Tapi trennya terus membaik," jelasnya.
Baca Juga:
Sebagai informasi, defisit neraca perdagangan Indonesia periode November 2018 yang mencapai USD2,05 miliar menjadi yang terparah sepanjang tahun ini dan dalam lima tahun terakhir. Direktur Statistik Distribusi Badan Pusat Statistik (BPS) Anggoro Dwitjahyono mengungkapkan, kondisi defisit neraca perdagangan periode November tidak jauh berbeda dengan Juli 2013, dimana pada periode tersebut defisit mencapai USD2,03 miliar.
Pada November 2018 ekspor Indonesia mengalami penurunan dibanding Oktober 2018. Dimana pada November 2018, realisasi ekspor Indonesia adalah USD14,83 miliar atau menurun sebesar 6,69% dibanding Oktober 2018.
(akr)
Bagikan Berita Ini
0 Response to "BI Antisipasi Neraca Dagang Bakal Tetap Defisit di Desember"
Post a Comment