
loading...
Badan Pusat Statistik (BPS) Jawa Barat mencatat inflasi Jawa Barat selama satu tahun mencapai 3,54%. Kendati jauh di atas inflasi nasional, namun angka inflasi tersebut tidak meleset jauh dari target inflasi tahun ini sebesar 3,5 plus minus 1%.
Kepala BPS Jabar Dody Herlando mengatakan, inflasi Jabar 2018 masih cukup rendah sejak 2015. “Mestinya bisa ditekan lagi (inflasi 2018), ketika harga beras di awal tahun bisa ditekan lagi,” kata Dodi di Kantor BPS Jabar, Jalan PH Mustopa, Kota Bandung, Rabu (2/1/2018).
Menurut dia, sumbangan inflasi terbesar berasal dari tiga kota di Jawa Barat yakni Kota Bandung sebesar 0,71%, Kota Bekasi 0,59%, dan Kota Bogor 0,78%. BPS Jabar dalam hal ini memantau inflasi di tujuh kota di Jabar.
Menurut dia, komponen penyebab inflasi Jabar tak bisa dilepaskan dari komponen bahan makanan, transportasi, dan rokok. Dia mencontohkan, bahan makanan yang menyumbang inflasi tinggi adalah beras. “Kenaikan harga beras tertinggi pada Januari 2018. Kenapa karena kita kita telat kelola impor,” beber dia.
Akibatnya, harga beras di awal tahun 2018 sempat tinggi. Sementara musim panen pada kala itu sedikit mundur dari jadwal. Hal itu juga yang terjadi pada Desember ini, beras menyumbang inflasi bulan Desember 2018. Di mana, inflasi Desember tercatat 0,55%. Penyumbang inflasi Desember berasal dari komponen telur, daging, tarif kereta api, bawang merah, dan lainnya.
Pihaknya bersyukur, ketersediaan beras 2018 ini mencukupi. Hal itu tak lepas dari peran Bulog dalam menjaga ketersediaan beras. Sehingga beras tidak membuat gejolak besar terhadap inflasi.
(akr)
Bagikan Berita Ini
0 Response to "Inflasi Jabar Sepanjang 2018 di Atas Nasional"
Post a Comment