
loading...
Dia mengatakan, tiga negara di Afrika menjadi salah satu target pemerintah Indonesia untuk melakukan perjanjian dagang. Hal ini karena negara tersebut bisa menjadi pintu masuk untuk melakukan perjanjian dagang dengan negara lain di Afrika dan Eropa.
Baca Juga:
"Tiga negara di Afrika tidak besar, tapi jadi pintu masuk bagi negara di Afrika dan juga ke Eropa. Karena dia bisa menyeberang ke sana," katanya di Gedung Kemendag, Jakarta, Kamis (10/1/2019).
Sementara di tahun 2018, ekspor nonmigas Indonesia ke beberapa negara nontradisional yang mengalami peningkatan adalah Bangladesh 15,9%, Turki 10,4%, Myanmar 17,3%, Kanada 9%, Selandia Baru 16,8%, Polandia 23,3%, dan Nigeria 17,3%.
"Kalau kita hanya mengacu kepasar tradisional, maka bisa kita bayangkan apa yang terjadi di global. Jadi ini menopang, dan kita terus membuka perdagangan dengan berbagai perjanjian yang sedang dan akan kita selesaikan," tandasnya.
Adapun 12 perjanjian perdagangan yang penyelesaiannya tengah dikejar pemerintah adalah:
1. Indonesia-Mozambik PTA2. Indonesia-Tunisia PTA
3. ASEAN Trade in Service Agreement (ATISA)
4. 1st Protocol to Amend of ASEAN-Japan Comprehensive Economic Partnership Agreement (INvestment and Services)
5. General Review IJEPA
6. IA-CEPA
7. Indonesia-Iran PTA
8. Indonesia-Maroko PTA
9. Indonesia-Turki CEPA
10. Indonesia-Korea CEPA
11. Indonesia-EU CEPA
12. RCEP
(fjo)
Bagikan Berita Ini
0 Response to "Mendag Kejar Penyelesaian 12 Perjanjian Dagang Tahun Ini"
Post a Comment