
loading...
Kepala Badan Pusat Statistik (BPS) Provinsi Jawa Barat Dody Herlando mengatakan, per November neraca perdagangan Jabar surplus USD1,51 miliar. Hal itu ditunjang oleh komoditi non migas sebesar USD1,59 miliar sedangkan komoditi migas defisit sebesar USD75,53 juta.
Baca Juga:
“Kalau dilihat dari transaksi perdagangan non migas Jawa Barat dengan 13 negara mitra utama, tiga negara mengalami defisit selama November 2018. Yaitu China, Korea Selatan, dan Taiwan sebesar USD257,12 juta,” kata Dody, Senin (7/1/2019).
Defisit neraca perdagangan ketiga negara tersebut menunjukkan struktur impor lebih besar ketimbang ekspor. Besaran defisit ke tiga negara itu pun cukup besar. Defisit ke China sebesar USD153,10 juta, Korea Selatan USD90,86 juta, dan Taiwan 13,16 juta.
Dengan China misalnya, angka defisit neraca perdagangan Jabar tercatat terus naik. Pada November 2017 lalu, defisit dengan China tercatat USD97,40 juta, naik menjadi USD153,10 juta pada November 2017. Begitupun dengan Korea Selatan, defisit USD47,80 juta pada November 2017 menjadi USD90,86 juta pada November 2018.
Lebih lanjut Dody menjelaskan, dari sisi volume, ekspor impor Jabar mengalami surplus 274.380 ton yang disumbang komoditi non migas sebesar 401.990 ton dan volume komoditi migas defisit 127.610 ton. Diketahui, Indonesia dan China terikat oleh perjanjian perdagangan bebas melalui ASEAN-China Free Trade Agreement (ACFTA).
Perjanjian dagang itu telah diratifikasi oleh Indonesia melalui Keppres No.48 Tahun 2004 tentang Persetujuan Kerangka Kerja Mengenai Kerjasama Ekonomi Menyeluruh Antara Negara-Negara Anggota ASEAN dan Republik Rakyat China. Kerangka ACFTA tak hanya menyangkut perdagangan bebas kedua negara, tetapi juga kerja sama mempermudah investasi.
(akr)
Bagikan Berita Ini
0 Response to "Neraca Dagang Surplus, Impor Jabar dari Tiga Negara Masih Besar"
Post a Comment