
loading...
“Nasabah dapat memanfaatkan uang perlindungannya untuk membantu biaya pengobatan rumah sakit, dan juga biaya hidup. Produk ini melengkapi portofolio solusi kesehatan dan proteksi Prudential karena kami terus melayani kebutuhan nasabah yang terus berubah,” ujar Jens di Jakarta.
Perseroan percaya PRUCritical Benefit 88 dapat menjadi solusi bagi masyarakat Indonesia dalam mengantisipasi dan mengelola dampak keuangan yang ditimbulkan oleh penyakit kritis. Penelitian ‘ASEAN Cost in Oncology’ (ACTION) mengungkapkan bahwa dari 9.513 pasien pengidap kanker yang diteliti lebih lanjut, tercatat hampir 50% mengalami kebangkrutan.
Baca Juga:
Sementara sebesar 29% meninggal dunia. Penelitian ini dilakukan dari 2014 sampai 2015. Dokter Spesialis Jantung dan Pembuluh Darah, dr. Vito Anggarino Damay, SpJP (K), M.Kes, FIHA, FICA, mengutarakan, kesibukan dan tuntutan pekerjaan merupakan tantangan dalam menerapkan pola hidup sehat.
Kebiasaan seperti merokok, tidak olahraga rutin, kurang makan buah dan sayur serta kebiasaan makan tidak teratur adalah faktor-faktor risiko utama penyebab PTM. Saat ini, usia muda bahkan tidak menjamin seseorang terbebas dari ancaman penyakit kritis.
“Masyarakat harus mulai menaruh perhatian karena dampak dari penyakit kritis bukan saja kematian dan kecacatan, namun beban keuangan berupa biaya rumah sakit, dan biaya hidup,” ujar Anggarino.
(akr)
Bagikan Berita Ini
0 Response to "Prudential Fokus Hapus Beban Finansial Akibat Sakit Kritis"
Post a Comment