
loading...
“Kami juga sudah melakukan penurunan impor solar dan avtur sekitar 25 juta barel, dan kalau dirupiahkan mencapai Rp37 triliun,” kata Direktur Utama Nicke Widyawati di kantor Kementerian BUMN, Kamis (12/12/2019).
Ia menambahkan, saat ini Pertamina sudah mampu mengekspor avtur dengan perkiraan nilai mencapai Rp12,7 triliun. Dengan demikian, Pertamina telah berkontribusi untuk meringankan defisit transaksi berjalan sepanjang tahun ini. "Kita sudah tekan impor untuk mengurangi beban neraca dagang untuk migas," jelasnya.
Baca Juga:
Selain mengurangi impor, Pertamina juga terus mengepakkan sayap bisnis dengan mengakuisisi kilang minyak di luar negeri yang sudah berproduksi, salah satunya di Abu Dhabi. Ia menekankan bahwa mulai saat ini Pertamina akan melibatkan Kejaksaan Agung untuk merealisasikan berbagai rencana kerjasamanya. “Kita kerja sama dengan aparat penegak hukum dari tahap perencanaan. Jangan sampai ada hal-hal yang terlewat,” ucapnya.
Di domestik, Pertamina terus berkomitmen untuk menyelesaikan berbagai proyek yang tengah dikerjakannya dimana salah satunya adalah proyek Kilang Tuban. “Seperti di Tuban terus berjalan dan minggu lalu kita melakukan reklamasi. Perlu tambahan sekitar 200 hektar lahan yang akan direklamasi. Pekerjaan EPC sudah mulai dilakukan. Di Balongan, kita lakukan skema berbeda dengan yang sudah-sudah, yakni pembuatan feed dan EPC dilakukan bersama-sama,” paparnya.
(akr)
Bagikan Berita Ini
0 Response to "Tekan Impor Avtur, Pertamina Hemat Rp37 Triliun"
Post a Comment