
loading...
Ekonom Indef Bhima Yudisthira menilai, defisitnya neraca perdagangan menunjukkan bahwa industri manufaktur nasional masih tertekan. "Ini mengindikasikan manufaktur sedang tertekan," ujar Bhima saat dihubungi SINDOnews di Jakarta, Rabu (15/1/2020).
Kendati defisit menurun, Bhima menilai kinerja neraca perdagangan belum bisa dikatakan membaik. Pasalnya, kata dia, ekspor hanya tumbuh 1,28%. Perbaikan datang dari merosotnya impor sebesar 5,62%. Jika dirinci, impor yang turun adalah bahan baku (-11%), disusul impor barang modal (-2,16%). "Padahal dua jenis impor tersebut digunakan untuk proses produksi manufaktur," imbuhnya.
Baca Juga:
Sebagai indormasi, neraca perdagangan Indonesia pada Desember 2019 lalu mengalami defisit sebesar USD30 juta. Angka ini lebih rendah dibandingkan neraca dagang bulan November 2019 yang mengalami defisit sebesar USD1,38 miliar.
(fjo)
Bagikan Berita Ini
0 Response to "Neraca Dagang Defisit, Ekonom: Bukti Industri Manufaktur Tertekan"
Post a Comment