
loading...
Hans Kwee mengatakan, sektor properti mendapat dukungan dari suku bunga acuan yang turun 100 bsp tahun lalu, dan beberapa pelongaran di kebijakan LTV. Selain itu, kata dia, tahun lalu masih tahun Pemilu di mana orang menahan diri berinvestasi di properti, sedangkan setahun setelah Pemilu orang mulai berpikir untuk berinvestasi.
"Goyangnya investasi di produk asurasi dan reksa dana sedikit banyak juga membuka angin segar bagi investasi properti," ujar Hans Kwee di Jakarta, Jumat (24/1/2020).
Baca Juga:
Dia melanjutkan, kemungkinan orang mengalihkan investasi pun sangat terbuka. Investor akan berhati-hati dengan penawaran fixed rate industri asuransi akibat khasus Jiwasraya. Meski produk dari beberapa perusahaan asuransi menawarkan fixed rate lumayan tinggi, menurutnya investor tetap akan melakukan penempatan di investasi saham dan pasar modal.
"Investor kami perkirakaan akan memilih investasi yang menjajikan dan perlu waktu untuk memulihkan trauma yang ada," tuturnya.
Mengenai sektor properti, Hans menambahkan, target get top sektor ini akan terjadi di tahun 2023-2025 dengan awal kenaikan dari tahun 2020.
"Selain membeli properti langsung investor juga dapat membeli beberapa saham atau produk turunannya seperti real estate investment trust (REIT) melalui pasar modal.
Dia pun merekomendasikan BSDE (1.550), DUTI (5.820), LPCK (1.450), PWON (625) dan APLN (1.320) sebagai pilihan sektor properti.
(fjo)
Bagikan Berita Ini
0 Response to "Tahun Tikus Logam, Investasi Properti Diramal Bakal Melejit"
Post a Comment