loading...
Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Erick Thohir mengatakan, dengan terkonsolidasinya rumah sakit milik BUMN di bawah Pertamedika akan membuat pendapatan sebesar Rp5,6 triliun dengan ebitda (laba bersih sebelum dipotong pajak) Rp510 miliar.
"Tetapi kita belum konsolidasi dan maksimal. Saya harapkan ke depan bisa kurang lebih (pendapatan) Rp8 triliunan," ujar Erick dalam acara Indonesia Healthcare Corporation (IHC) Medical Forum di Jakarta, Senin (10/2/2020).
Baca Juga:
Dia melanjutkan, rumah sakit milik negara tidak hanya terfokus pada masalah pendapatan atau keuntungan semata, tetapi menekankan agar fokus bisnis perusahaan BUMN sesuai dengan jalurnya.
"Justru bagaimana dengan konsolidasi rumah sakit ini yang tadinya dimiliki oleh perusahaan-perusahaan yang nggak fokus ke kesehatan sekarang menjadi fokus di kesehatan, yang dituntut jadi ahli di bidangnya," katanya.
Untuk konsolidasi rumah sakit BUMN, Erick menyebut akan ada tiga tahapan yang akan dijalankan. Nantinya, diharapkan akhir tahun 2020 proses konsolidasi semakin besar.
"Yang pertama kan Pelni dengan Pertamina dulu, setelah dengan PTPN, Pelindo dan lain-lain. Tapi hari ini untuk operasionalnya tidak menunggu kepemilikan, sudah mulai disinergikan operasionalnya. Apalagi penting sekali tercipta bisa memetakan konsolidasi ini ke depannya perlu apa, misalnya alat CT scan, MRI baru lima. Dengan mapping ini kita bisa prediksi kebutuhan dari alat-alat yang ada," ucapnya.
Dia juga menjelaskan mengenai holding perusahaan farmasi BUMN yang telah terjadi. Ke depannya, dia berharap agar holding farmasi dapat bersinergi dengan Pertamedika.
"Holding farmasi sudah terjadi, bagaimana farmasi ini bisa bersinergi dengan rumah sakit karena penting sekali, pada saat sekarang usia penduduk Indonesia masih muda, sekitar 58% populasi. Health security harus mulai diantisipasi dari sekarang," tuturnya.
(ind)
Bagikan Berita Ini
0 Response to "Konsolidasi RS BUMN, Erick Thohir Harap Pendapatan Jadi Rp8 Triliun"
Post a Comment