loading...
Terkait hal itu berdampak terhadap penyaluran kredit, Wakil Direktur Utama BNI Anggoro Eko Cahyo menerangkan rasio kredit bermasalah atau non performing loan (NPL) untuk tahun ini masih rendah. Menghadapi hal tersebut, BNI juga diterangkan sudah mempersiapkan langkah antisipatif.
"Untuk tahun ini, NPL berada sekitar 2,0-2,2% karena kami memperhatikan dinamika internal dan eksternal. Soal Corona, kami sudah mengamati sejak awal Februari ini," ujar Wakil Direktur Utama BNI Anggoro Eko Cahyo dalam konferensi pers di Menara BNI Jakarta, Kamis (20/2/2020).
Baca Juga:
(Baca Juga: Herry Sidharta Jadi Dirut dan Agus Marto Komut, Erick: Saatnya BNI Naik Kelas)
Berdasarkan hasil pengamatan BNI sejauh ini sektor manufaktur, khususnya karena impor bahan baku dari China akan sangat terganggu. "Bukan hanya sektor itu, tetapi sektor pariwisata, farmasi, penerbangan, perhotelan, kecantikan, dan sektor terkait akan ikut terdampak," ungkap Anggoro.
Untuk itu, BNI sendiri sudah mempersiapkan strategi untuk menghadapi situasi terburuk. "Kami akan tetap berekspansi, tetapi, khusus di sektor-sektor yang terdampak, kami akan pruden," tuturnya.
(akr)
Bagikan Berita Ini
0 Response to "Sektor Manufaktur Paling Terdampak Virus Corona, BNI Catat NPL Rendah"
Post a Comment