Search

Minim Sentimen Positif, IHSG Berpotensi Melemah Pekan Ini

PERGERAKAN Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) diprediksi mengalami tren penurunan pada pekan ini. Hal ini dikarenakan minimnya sentimen pendorong dari dalam negeri.

Analis OCBC Sekuritas Liga Maradona mengatakan, untuk pekan ini diprediksi indeks akan bergerak turun di kisaran 6.550-6.650. Sentimen datang dari membaiknya data ekonomi Amerika Serikat (AS) yang membuat The Fed akan meningkatkan suku bunga dengan fase lebih cepat. Selain itu, juga ada sentimen negatif dari neraca perdagangan pada Januari yang mengalami defisit. "Hal ini menjadi salah satu katalis sehingga indeks bergerak turun," ujar Maradona di Jakarta, Minggu (18/2/2018).

Data dari Badan Pusat Statistik (BPS) merilis neraca perdagangan Indonesia pada Januari 2018 defisit USD676,9 juta. Hal ini lantaran nilai ekspor Indonesia pada Januari 2018 mencapai USD14,46 miliar atau menurun 2,81% dibandingkan dengan ekspor Desember 2017. Namun, jika diban ding Januari 2017, nilainya meningkat 7,86%. Sementara nilai impor Indonesia pada Januari 2018 mencapai USD15,13 miliar atau naik 0,26% dibandingkan dengan Desember 2017. Sebaliknya jika dibandingkan Januari 2017 meningkat 26,44%.

Hal senada juga dikatakan Analis Investa Saran Mandiri Hans Kwee yang memproyeksikan IHSG melemah membentuk candle dengan body turun dan shadow di atas. IHSG diprediksi akan mengalami konsolidasi melemah dengan support di level 6.583-6.544 dan resistance di level 6.624-6.655.

Analis Recapital Asset Management Kiswoyo Adi Joe termasuk optimistis pelaku pasar masih akan bergairah bertransaksi dengan sentimen dari laporan keuangan tahunan perusahaan. Diayakin IHSG akan bergerak di level 6.500-6.700. Para pelaku pasar juga harus mewaspadai laju bursa saham AS yang mampu kembali positif.

Hingga Kamis pekan lalu, saham-saham perbankan dan teknologi memberikan dorongan positif pada kenaikan sejumlah indeks saham AS. Pelemahan di awal sesi merupakan reaksi sesaat pelaku pasar terhadap rilis kenaikan inflasi yang diasumsikan akan memicu kenaikan suku bunga The Fed secara agresif. Akan tetapi, pelaku pasar menyadari bahwa kenaikan inflasi juga menunjukkan adanya pemulihan ekonomi karena permintaan di masyarakat mengalami kenaikan sehingga reaksi pasar berbalik positif dan berimbas positif pada kenaikan sejumlah saham.

Pada penutupan perdagangan Kamis (15/2/2018) pekan lalu, aksi ambil untung jelang libur panjang Imlek membuat pasar saham Indonesia kembali melemah. IHSG turun tipis 9,04 poin atau 0,14% ke 6.585. Sekitar 183 saham menguat, 155 saham melemah, dan 134 saham stagnan.

Sore ini telah terjadi transaksi perdagangan mencapai Rp7,06 triliun dari 11,32 miliar lembar saham di perdagangkan. Indeks LQ45 turun 2,24 poin atau 0,2% menjadi 1.108, Jakarta Islamic Index (JII) naik 0,91 poin atau 0,12% ke 779, indeks IDX30 menurun 2,26 poin atau 0,37% ke 605, dan indeks MNC36 turun 0,89 atau 0,23% ke 379. Sektor industri dasar dan tambang menahan kejatuhan indeks dengan kenaikan sebesar 1% lebih.

Sementara sektor konsumsi, perkebunan, aneka industri, keuangan dan infrastruktur melemah. Adapun saham-saham yang bergerak dalam jajaran top gainers antara lain, saham PT Bank Agris Tbk (AGRS) naik Rp70 atau 24,65% ke Rp354, saham PT Goodyear Indonesia Tbk (GDYR) naik Rp310 atau 17,42% ke Rp2.090, dan saham PT Nusantara Pelabuhan Handal Tbk (PORT) naik Rp52 atau 13,07% ke Rp450.

Sementara saham-saham yang berada dalam jajaran top losers antara lain, saham PT Indah Kiat Pulp and Paper Tbk (INKP) turun Rp1.025 atau 11,52% ke Rp7.875, saham PT Medco Energi International Tbk (MEDC) turun Rp125 atau 9,8% ke Rp1.150, dan saham PT Intikeramik Alamasri Inds Tbk (IKAI) turun Rp15 atau 9,2% ke Rp148.

Rupiah Menguat
Bank Indonesia memaparkan nilai tukar rupiah bergerak menguat pada Januari 2018 setelah sempat mengalami tekanan pada triwulan IV 2017. Pada triwulan IV 2017 secara rata-rata harian rupiah melemah sebesar 1,51% menjadi Rp13.537 per USD. Namun, rupiah kembali menguat sebesar 1,36% menjadi Rp13.378 per USD pada bulan Januari 2018.

Gubernur BI Agus Martowardojo mengatakan, penguatan ini didorong oleh aliran modal asing kembali masuk sejalan dengan persepsi positif investor terhadap perekonomian domestik dan penguatan mata uang kawasan. "Pada awal Februari 2018 meningkatnya ketidakpastian pasar keuangan global, khususnya terkait dengan ekspektasi kenaikan FFR yang lebih tinggi dari perkiraan memberikan tekanan pada mata uang global, termasuk Rupiah," kata Agus di Jakarta, Kamis (15/2/2018).

Agus menambahkan, Bank Indonesia akan terus mewaspadai meningkatnya risiko ketidakpastian pasar keuangan global dan tetap melakukan langkah-langkah stabilisasi nilai tukar agar sesuai dengan nilai fundamentalnya dan tetap menjaga bekerjanya mekanisme pasar.

Let's block ads! (Why?)

Baca Lagi dong https://ekbis.sindonews.com/read/1283324/32/minim-sentimen-positif-ihsg-berpotensi-melemah-pekan-ini-1519033348

Bagikan Berita Ini

Related Posts :

0 Response to "Minim Sentimen Positif, IHSG Berpotensi Melemah Pekan Ini"

Post a Comment

Powered by Blogger.