loading...
Terkait dengan itu, sejumlah kebijakan strategis dari pemerintah disiapkan agar manufaktur yang sudah ada dapat melakukan ekspansi atau menarik investasi baru.
"Beberapa upaya yang telah kami laksanakan, antara lain fokus menciptakan iklim usaha yang kondusif, menjalankan program hilirisasi industri guna meningkatkan nilai tambah, dan memacu penggunaan produksi dalam negeri," kata Dirjen Industri Logam, Mesin, Alat Transportasi dan Elektronika (ILMATE) Harjanto di Jakarta, Jumat (23/2/2018).
Pentingnya menggenjot produksi aluminium ini sesuai amanat Peraturan Presiden No 3/2016 tentang Percepatan Pelaksanaan Proyek Strategis Nasional (PSN). Dalam hal ini, PT Indonesia Asahan Aluminium (Persero) atau Inalum, salah satu PSN yang tengah diakselerasi pengembangannya. Terlebih, Inalum diberi tanggung jawab sebagai induk dalam holding BUMN pertambangan.
"Kami mengapresiasi atas selesainya pelaksanakan proyek Inalum pada tahun 2017 yang menghasilkan produk aluminium sebesar 260.000 ton per tahun," ujar Harjanto.
Total kapasitas tersebut, terdiri dari produksi ingot alloy 90.000 ton, billet aluminium 30.000 ton, dan aluminium ingot primer 140.000 ton per tahun. Sedangkan, kebutuhan aluminium dalam negeri saat ini mencapai 900.000 ton per tahun.
Harjanto mengatakan, beberapa waktu lalu pihaknya melakukan kunjungan kerja ke Inalum di Kuala Tanjung, Kecamatan Sei Suka, Kabupaten Batu Bara, Medan, Sumatera Utara. "Di sana, kami mengadakan focus group discussion yang mengundang seluruh stakeholders, seperti dari instansi pemerintah serta asosiasi industri terutama industri berbasis aluminium hulu-hilir," ujarnya.
Bagikan Berita Ini
0 Response to "Produksi Aluminium Nasional Ditargetkan 2 Juta Ton di 2025"
Post a Comment