loading...
"Ada beberapa faktor membuat rupiah lesu. Pertama, kenaikan bunga BI sudah diprediksi pasar cuma 25 bps, jadi tidak ada surprise di pasar. Biasa-biasa saja. Kedua, tekanan eksternalnya cukup besar. Terbaru parlemen di Italia deadlock soal anggaran pemerintahnya, ini buat ketidakpastian di Eropa.," ujar Bhima saat dihubungi oleh SINDOnews di Jakarta, Sabtu (29/9).
Lebih lanjut, terang dia kenaikan harga minyak dunia juga membuat kurs rupiah terus tergerus hingga tak berdaya. Alasannya, Indonesia menjadi salah satu negara impor yang cukup besar di dunia.
"Ketiga, harga minyak dunia sekarang berada di USD81 per barel, proyeksinya akhir tahun akan tembus USD90 hingga USD95 per barel. Bagi negara seperti Indonesia yang mengandalkan impor minyak mentah untuk memenuhi konsumsi BBM dalam negeri, imbas kenaikan harga minyak tentu lebih banyak negatifnya," paparnya.
Sambung dia, kondisi tersebut lantas membuat Defisit perdagangan akan kembali melebar. Sehingga akan mempengaruhi tekanan suplai valas. "Permintaan dolar untuk suplai minyak akan naik. Artinya secara alamiah di dalam negeri tekanan suplai valas nya membesar," jelas dia.
(akr)
Bagikan Berita Ini
0 Response to "Ekonom Paparkan Banyak Faktor Bikin Rupiah Terus Lesu"
Post a Comment