
loading...
Menurut dia, dalam 5 tahun terakhir, margin industri asuransi di Indonesia hanya 1,5% lebih kecil daripada investor menanamkan uangnya di perbankan. Sehingga hanya investor jangka panjang yang akan mau menanamkan modalnya di sektor asuransi.
"Margin profit perusahaan asuransi hanya 1,5% karena biaya komisi agen terlampau excessive. Karena itu akan kita atur supaya tidak terlalu banyak pemberian komisinya. Kami minta komitmen para CEO perusahaan asuransi baik dari AAUI dan AAJI," ujar Dody dalam sambutannya di acara "Insurance Top Leader" di Jakarta, Sabtu (15/12/2018).
Lebih lanjut dia mengatakan industri asuransi jiwa dan umum harus mau merombak sistem lama yang banyak dikenal buruk oleh masyarakat. Salah satunya adalah transparansi perusahaan kepada masyarakat atau calon nasabah. Ini adalah kelemahan utama yang membuat penetrasi asuransi di Indonesia terus rendah.
Penetrasi asuransi dibandingkan GDP selalu di bawah 3%, bahkan kemarin sempat turun 2,9%. Bahkan untuk 1 orang Indonesia hanya mau membeli premi Rp1,5 juta per tahun untuk asuransi jiwa. Sementara hanya Rp250.000 yang mau dikeluarkan untuk asuransi umum. Bahkan hal itu terpaksa karena produk wajib saat membeli rumah atau mobil.
"Bagaimana CEO melakukan literasi khususnya untuk perusahaan mereka sekaligus mendorong produksi. Literasi memang adalah tantangan besar supaya masyarakat semakin sadar dan paham. Tapi itu butuh keterbukaan," ujarnya.
Ketua Bersama Asosiasi Asuransi Jiwa Indonesia (AAJI) dan juga Direktur Utama Bhinneka Life, Wiroyo Karsono, juga mengkritisi para CEO perusahaan asuransi agar juga aktif membangun industri asuransi. Saat ini, permasalahan utama menurutnya adalah bekerja asuransi bukan prioritas generasi milenial. Sehingga ini bermasalah untuk mendapatkan talenta terbaik karena milenial masih belum menjadikan prioritas utama bekerja di asuransi jiwa.
"Bahkan mungkin pilihan bekerja di asuransi hanya nomor 10 dibandingkan lainnya. Ini tugas kita bersama supaya menjadikan perusahaan asuransi jadi besar lalu seksi sehingga menarik minat milenial bekerja di industri asuransi. Para CEO jangan di kantor saja membesarkan perusahaannya saja tapi juga bangun industri ini," ujar Wiroyo dalam momen yang sama.
Di era persaingan seperti saat ini, peran pemimpin perusahaan atau Chief Executive Officer (CEO) menjadi vital dalam memimpin organisasi agar selalu selaras dan fokus terhadap target perusahaan. Kepemimpinan yang baik akan membawa perusahaan menjadi pemenang di industrinya. Oleh karena itu, CEO perlu memiliki kriteria-kriteria yang baik dalam memimpin perusahaanya.
Industri asuransi di Indonesia tahun 2018 ini menunjukkan perkembangan yang cukup baik. Setidaknya ditunjukkan dari pertumbuhan premi yang signifikan. Berdasarkan data Otoritas Jasa Keuangan (OJK), premi asuransi jiwa dan asuransi umum/reasuransi masing-masing tumbuh sebesar 31,49% dan 19,28% pada pertengahan 2018. Di samping itu, tingkat solvabilitas atau risk based capital (RBC) industri asuransi pun masih tergolong aman.
Meski tumbuh, industri asuransi di Indonesia tidak terlepas dari tantangan dan tekanan di antara para pelaku usaha. Berdasarkan data Asosiasi Asuransi Jiwa Indonesia (AAJI) per September 2018, hasil investasi industri asuransi jiwa turun 96,1% dari Rp32,53 triliun menjadi Rp1,28 triliun.
Penurunan tersebut disebabkan oleh pergerakan pasar modal yang melambat. Dalam beberapa waktu terakhir, investor cenderung melakukan wait and see dan menahan investasi karena kondisi ekonomi global yang belum menentu. Di samping itu, ketatnya persaingan di industri asuransi membuat pelaku usaha di industri ini harus gencar berinovasi dan meningkatkan kualitas layanan agar dapat menjangkau lebih banyak nasabah.
Melihat hal tersebut diatas, Warta Ekonomi memberikan penghargaan kepada pimpinan perusahaan asuransi terbaik di Indonesia dalam Insurance Top Leader Awards 2018. Penghargaan ini sebagai bentuk apresiasi bagi CEO yang mampu meningkatkan kinerja perusahaan, menerapkan strategi yang tepat dalam menghadapi era persaingan, serta menyelaraskan organisasi dalam mencapai visi dan misi perusahaan.
(ven)
Bagikan Berita Ini
0 Response to "AAUI dan AAJI Siap Perangi Komisi Agen yang Terlampau Tinggi"
Post a Comment