Search

Kaleidoskop Ekonomi Global 2018: Perang Dagang, K-Pop hingga Kedelai

loading...

WASHINGTON - Salah satu tujuan utama Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump pada tahun 2018 yakni menyetarakan kedudukan dalam perdagangan global. Namun sejauh ini, pencapaian terbesarnya hanya mengisi ladang Amerika dengan gundukan besar kedelai yang tidak terjual.

Kedelai itu dulunya diambil oleh importir asal China, dengan sebagian besar dipergunakan untuk memberi makan industri daging babi di Negeri Tirai Bambu -julukan China-. Akan tetapi jalur ekspor komoditas tersebut terhenti di 2018 seiring perang dagang Washington versus Beijing yang hingga kini melibatkan produk senilai USD350 miliar.

Respons China atas konflik dagang itu dengan mengumumkan pembatasan impor kedelai AS pada bulan April. Hal itu merupakan tanggapan terhadap kenaikan tinggi tarif impor oleh Presiden Trump sebesar 25% untuk baja dan 10% untuk impor aluminium.

Pada bulan Juli, Trump mengunjungi pabrik baja Kota Granit di Illinois yang telah dibuka kembali mengikuti tarif baja barunya. Presiden Trump mengkritik kebijakan Amerika sebelumnya, karena kebijakan masa lalu yang memungkinkan pekerjaan diekspor ke luar negeri.

Trump mengatakan kepada para pekerja: "Itu bukan perdagangan bebas, itu merupakan perdagangan bodoh. Ini adalah perdagangan bodoh, dan kita tidak melakukan perdagangan semacam itu lagi."

5.000 tahun

Tanggapan pemimpin China atas bea impor tinggi yang diterapkan AS, dengan lebih banyak lagi lonjakan tarif. Dalam pidatonya di bulan Desember, Presiden Xi Jinping menegaskan: "Di negara besar seperti China dengan peradaban lebih dari 5.000 tahun, tidak ada yang bisa menentukan kepada rakyat China apa yang harus dan apa yang tidak boleh dilakukan."

Roger Johnson, Presiden Serikat Petani Nasional AS, mengatakan bahwa 200.000 keluarga petani yang diwakili olehnya semakin memprihatinkan. Dia berbicara setelah kunjungan ke negara bagian Dakota Utara, dengan berkomentar: "Ada tumpukan besar kedelai, tidak hanya di toko, tetapi menumpuk di tanah. Pada dasarnya tidak ada pasar untuk banyak kedelai ini."

Spionase

Jika disimpan di bawah penutup, kedelai dapat disimpan hingga satu tahun. Meski begitu, Johnson khawatir bahwa sengketa perdagangan akan berdampak jangka panjang pada reputasi AS sebagai pemasok yang dapat diandalkan, dan produksi kedelai akan pindah ke Brasil, Argentina, dan Eropa Timur.

Seperti dilansir BBC, Direktur Eksekutif Asia Trade Center di Singapura yakni Deborah Elms membagi beberapa hal yang menjadi keluhan Presiden Donald Trump terhadap China menjadi empat elemen. Pertama menurutnya pencurian intelektual Amerika oleh China, transfer teknologi secara paksa ketika perusahaan-perusahaan AS membangun pabrik di China, Spionase (mata-mata) dunia maya di AS serta defisit perdagangan AS yang besar dengan China.

Elms setuju bahwa China belum membuka diri secepat yang diharapkan banyak orang, tetapi dia ragu apakah rantai pasokan manufaktur yang kompleks dapat dipindahkan dari China kembali ke AS untuk banyak produk. Dan penilaiannya tentang dampak kebijakan Presiden Trump sejauh ini yakni menggerus kekuatan ekonomi dari harga baja yang lebih tinggi di Amerika mengimbangi kenaikan pekerjaan.

Dia menyimpulkan: "Ada satu perusahaan aluminium AS yang sangat bahagia, dan ada beberapa perusahaan baja AS yang mempekerjakan lebih banyak pekerja. Tetapi hasil bersih sejauh ini bagi ekonomi AS dan pekerjaan AS sebagai akibat dari semua kebijakan perang tarif ini secara seragam hanya negatif bagi pekerja AS dan sektor ketenagakerjaan AS."

Gaya Hidup Mewah

Kini setelah 10 tahun sejak puncak krisis keuangan, saat reputasi bankir investasi mencapai titik terendah. Bank-bank Wall Street telah bekerja keras sejak saat itu untuk menunjukkan bahwa mereka bertanggung jawab. Pukulan berat menghantam Goldman Sachs, dimana terjebak dalam skandal keuangan lain di tahun 2018.

Let's block ads! (Why?)

Baca Lagi dong https://ekbis.sindonews.com/read/1365962/34/kaleidoskop-ekonomi-global-2018-perang-dagang-k-pop-hingga-kedelai-1545837877

Bagikan Berita Ini

0 Response to "Kaleidoskop Ekonomi Global 2018: Perang Dagang, K-Pop hingga Kedelai"

Post a Comment

Powered by Blogger.