
loading...
Untuk saat ini para milenial masih memprioritaskan pada kegiatan traveling, gadget, dan komputer. Properti masih menjadi prioritas terakhir, padahal saat ini sudah banyak bank menyediakan pinjaman penyediaan perumahan.
Selain itu, jika dilihat dari segi penghasilan, seharusnya mereka mampu menghidupi biaya sendiri termasuk menabung dan berinvestasi. Untuk menyadarkan generasi milenial agar memperbaiki gaya hidup memang memerlukan usaha.
Country Manager Rumah.com Marine Novita turut berbagi cerita dengan KORAN SINDO bagaimana membidik milenial supaya mendapatkan hunian idaman dengan cara pendekatan digital, update informasi, dan edukasi bagaimana pentingnya berinvestasi di dunia properti. Berikut petikan wawancaranya.
Apakah benar sekarang pasar properti cenderung ramai dilirik generasi milenial?
Memang benar jika sekarang ini generasi milenial menjadi target pasar properti di Indonesia. Berdasarkan survei rumah.com justru yang paling banyak mencari rumah itu sekarang usia milenial. Hitungannya itu sekitar 63% dalam keadaan ingin mencari rumah dalam enam bulan ke depan.
Sedangkan kalau dilihat dari kondisi keuangan pada dasarnya mereka ini punya uang untuk membeli rumah, tapi memang memiliki hunian sendiri masih belum menjadi prioritas bagi mereka. Mereka cenderung lebih suka travel ing, fashion, kuliner, dan coffee shop yang instragamable.
Nah, supaya mereka tertarik membeli properti selain diyakinkan, juga perlu adanya edukasi, pendekatan digital, update informasi, dan bagaimana pentingnya berinvestasi untuk masa depan.
Kendala apa yang dihadapi milenial ketika ingin membeli properti?
Hasil suvei rumah.com kita mencoba 1.000 user termasuk milenial adalah proses pengajuan kredit. Mereka masih sedikit complicated. Kalau itu lebih dimudahkan lagi mereka lebih cepat mendapatkan rumah idaman mereka. Selain itu, ada beberapa hal consumer sulit mendapatkan rumah.
Mereka kebanyakan kesulitan di down payment (DP), tapi mulai tahun ini sudah ada kebijakan dari pemerintah, yaitu relaksasi loan to value (LTV). Itu cukup membantu consumer membeli properti. Dengan adanya relaksasi LTV, mereka juga terbantu dengan DP 0-5% sudah bisa mencicil rumah, tapi mereka masih susah dalam proses kreditnya.
Tidak hanya melihat relaksasi LTV, tapi juga support pemerintah lainnya, seperti pembangunan infrastruktur LRT/MRT itu cukup membuat mereka confidence lagi. Kemudian konsep transit oriented development (TOD) juga membantu si milenial membeli rumah.
Namun, proses untuk mendapatkan kredit ini masih perlu di-approve lagi. Pengurusan dokumen itu yang bagi mereka cenderung ribet. Kita dari rumah.com, kesulitan-kesulitan bisa kita bantu sampai proses kebank.
Kita juga bekerja sama dengan salah satu bank dengan harapan bisa lebih mudah mengajukan kredit. Tapi, tentu juga si bank itu harus kita ingatkan supaya cepat direspon. Kadang-kadang konsumer sudah apply hari ini, tapi baru direspon beberapa hari kemudian.
Rumah dengan harga berapa yang banyak dicari milenial?
Bagikan Berita Ini
0 Response to "Membidik Pasar Properti Milenial melalui Pendekatan Digital"
Post a Comment