Search

2019: Memenangkan DigitalLeisure Economy

loading...

Setelah memetakan disrupsi kembar, yaitu disrupsi teknologi dan disrupsi milenial (lihat tulisan minggu lalu), maka untuk sukses pada 2019 marketers/entrepreneurs harus bisa memenangkan Digital+Leisure Economy.

Perlu diingat, dua ekonomi tersebut memiliki rules of the gameyang berbeda. Di digital economy, Anda cenderung menawarkan utility yang mudah diperbandingkan. Di leisure economy, Anda harus menawarkan experience+ connectionyang bersifat unik dan personal.

Baca Juga:

Di digital economy, Anda harus siap bermain di pasar yang terus mengalami commoditization; di leisure economy Anda harus bisa mengungguli pesaing melalui customization. Di digital economy, teknologi adalah aset utama Anda. Sementara di leisure economyaset Anda adalah human touchyang autentik dan personal.

Deliver ”More-for- Less Value”
Definisi paling mudah dari disrupsi adalah ”More for Less”. Ketika satu pemain berhasil meluncurkan value propositionbaru di mana customer benefitnaik 10x, sementara customer costturun 10x, maka tak terhindarkan lagi disrupsi akan terjadi. Untuk sukses di digital economy, mau tak mau Anda harus menciptakan more for less valuekepada konsumen.

Expansion through Digital Scalability
More for less valuedapat diwujudkan menggunakan asset-light model. Salah satunya memanfaatkan sharing platformseperti yang dilakukan Go-Jek, AirBnB, atau Netflix. Keuntungan bisnis digital adalah scalability.

Memang marginnya cenderung kecil (bahkan long-tail), tapi bisnis digital bisa di-scaling upke level nasional, regional, dan global dengan sangat efisien. Itu sebabnya Go-Jek atau Traveloka memang harus berekspansi meluaskan operasinya ke pasar ASEAN, tak hanya di Indonesia.

Time to Go Digital
Untuk bisa menunggangi geliat digital economy, perusahaan (khususnya petahana) harus bergerak cepat melakukan transformasi digital. Kalau tidak bisa organik, bisa dengan cara anorganik. Inilah yang dilakukan oleh Astra di ekosistem industri automotif.

Selain berinvestasi pada Go-Jek, Astra melebarkan bisnis digitalnya dengan membangun tiga platform digital, seva.id (marketplaceuntuk mencari kendaraan), CariParkir (aplikasi untuk mencari tempat parkir terdekat), dan Sejalan (aplikasi ride sharing).

Ketiga platform diciptakan Astra untuk memberikan solusi yang relevan, komprehensif, dan customercentricdi ekosistem automotif. Salah satu strategi cerdas menyalip di kenormalan baru.

Use AI to Serve Customers
Salah satu strategi menyalip di kenormalan baru adalah dengan mengadopsi teknologi disruptif berbasis digital. Misalnya beberapa bank nasional saat ini telah mengadopsi teknologi artificial intelligence (AI) berbentuk chatbotuntuk mengotomasi proses sekaligus memperkaya user experiencekepada nasabah.

Bank BRI memiliki chatbot bernama Sabrina (Smart BRI New Assistant), Bank Mandiri memiliki Mita (Mandiri Intelligence Assistant), dan BCA memiliki Vira (Virtual Assistant). Penggunaan chatbot memiliki banyak manfaat seperti layanan 24 jam, respons yang cepat, dan brand engagement.

Build Your Own Ecosystem
Untuk menyalip di kenormalan baru, kini banyak pemain membangun ekosistem e-commerce-nya sendiri. BRI misalnya, membangun ekosistem digital melalui ecommerce/ toko online sendiri dan melihat nasabahnya dari lensa customer-centric.

BRI meluncurkan e-commerce bernama BRI Shop Online yang bekerja sama dengan dinomarket.com. Dengan berbagai macam kemudahan dan manfaat, BRI menciptakan layanan berbasis platform value bagi konsumennya.

Deliver ”Experience+ Connection”
Kalau didigital economy Anda mengandalkanmore for less value, maka dileisure economyAnda harus bisa menciptakan defining moment dengan cara memberikan experience+connection. Berikan experience value dengan menciptakan:

Let's block ads! (Why?)

Baca Lagi dong https://ekbis.sindonews.com/read/1368170/39/2019-memenangkan-digitalleisure-economy-1546738997

Bagikan Berita Ini

Related Posts :

0 Response to "2019: Memenangkan DigitalLeisure Economy"

Post a Comment

Powered by Blogger.