
loading...
"Meningkatnya penggunaan gas bumi tersebut juga sejalan dengan kebijakan bauran energi nasional yang menargetkan penggunaan gas sebesar 22% di tahun 2025, 23% di tahun 2030 dan 24% di tahun 2050," ujarnya di Jakarta, Selasa (15/1/2019).
Dia menyebutkan, lebih dari 40% produksi gas nasional saat ini masih diekspor. Maryati menjelaskan, meski kebijakan telah mengarahkan pada pengutamaan gas untuk kebutuhan domestik, namun realisasi penggunaan gas untuk sektor kelistrikan sejak tahun 2009 cenderung lebih kecil dari kontrak yang ada dikarenakan adanya keterbatasan infrastruktur.
"Mahalnya harga gas dan adanya sumber komoditas lain seperti minyak bumi dan batu bara yang secara harga dianggap lebih kompetitif daripada gas bumi. Termasuk juga faktor adanya penurunan beban listrik di beberapa daerah," katanya.
Baca Juga:
Untuk sektor industri, Maryati menyampaikan, realisasi penggunaan gas bumi fluktuatif karena pengaruh harga gas yang berdampak pada nilai kompetitif barang. Selain itu, suplai gas yang turun karena penurunan alamiah produksi gas.
"Sedangkan sektor pupuk, realisasi penggunaan gas bumi cenderung stabil karena merupakan kontrak jangka panjang. Terdapat keluhan harga gas yang mahal menyebabkan rendahnya daya saing industri pupuk dibanding negara lain," pungkasnya.
(fjo)
Bagikan Berita Ini
Hot Service
ReplyDeleteKesepian nih !!!
Pengen yang Hot, basah dan menggairahkan !!!
Silahkan kunjungi website kami di
https://sukamodel.com
dijamin ketagihan !!!
Yuk dapatkan bonus cash Rp 10.000
Secara Gratiss !!!
Ayo tunggu apa lagi !!!