loading...
"Ini inisiasi dari Taobao sendiri dengan menggandeng pemerintah daerah. Jadi untuk membangun desa Taobao, 10% penduduk aktif menggunakan Taobao, paling tidak 100 keluarga membuka toko online di Taobao," ujarnya di Jakarta, Jumat (13/12/2019).
Nika melanjutkan, Alibaba mensyaratkan pemerintah daerah berkomitmen dalam membangun infrastruktur seperti jalan, internet, dan infrastruktur lain. Dengan begitu ada kolaborasi antara Alibaba, pemerintah daerah, pemerintah pusat, dan penduduk desa.
Baca Juga:
"Taobao Village terbukti mampu mempercepat pertumbuhan ekonomi pedesaan dan menyerap banyak tenaga kerja serta meningkatkan pendapatan masyarakat pedesaan," ungkapnya.
Menurut dia, di Indonesia sudah ada beberapa desa digital namun pelaksanaannya belum maksimal. "Baru sebatas masuk internet, kemudian diajarin buka toko online. Tapi kalau di China disediakan fasilitas khusus, promosi khusus," tuturnya.
Selain itu, China juga memiliki Kawasan Khusus E-Commerce yang bertujuan untuk memudahkan aktivitas ekspor dan impor melalui e-commerce. Kawasan khusus ini sudah ada di 13 kota dan akan menyusul 22 kota lainnya.
Adapun manfaat kawasan khusus tersebut adalah birokrasi yang lebih cepat, inspeksi yang lebih singkat, clearance dan warehousing yang lebih baik, insentif pajak, dan lain-lain.
"Ekspor China masif karena disupport pemerintah. Di Indonesia belum ada, yang baru mau dibangun juga di Batam tapi masih ada kendala, sehingga belum bisa diterapkan," jelas Nika.
(ind)
Bagikan Berita Ini
0 Response to "Indonesia Bisa Adopsi Konsep Desa E-commerce di China"
Post a Comment