Sementara, sebanyak 26 perusahaan lainnya masih dalam proses pembangunan. Secara total, telah terbangun sebanyak 50 smelter untuk pengolahan enam komoditas logam, dengan komoditas terbanyak adalah nikel.
"Logam nikel berkembang baik, (smelter) yang telah selesai 100% mencakup nikel 15, bauksit dua, tembaga satu, besi empat, dan mangan dua. Progress 50-100% yakni nikel tiga, besi satu, timbal dan zink satu. Sementara progress 0-50% terdiri dari nikel 12, bauksit empat, tembaga dua, besi satu, timbal dan zink dua," papar Direktur Jenderal Minerba Bambang Gatot Ariyono dalam keterangan tertulis, Kamis (11/1/2018).
Bambang menambahkan, tahun 2017 juga mencatat lahirnya Peraturan Pemerintah (PP) Nomor 1 tahun 2017 tentang Pelaksanaan Kegiatan Usaha Pertambangan Mineral dan Batu Bara beserta turunannya yang menunjukkan langkah pasti pemerintah dalam mengawal sejumlah kebijakan di subsektor minerba.
Kebijakan-kebijakan itu mencakup hilirisasi minerba, divestasi 51% dan penataan kembali Izin Usaha Pertambangan Khusus (IUPK) sebagai penegasan kembali pemanfaatan sumber daya alam sebesar-besarnya untuk kemakmuran rakyat.
"Landmark poin penting dari PP (Nomor) 1 tahun 2017 adalah terkait hilirisasi mineral, divestasi dan IUPK. Dari tahun ke tahun beberapa kali diterbitkan regulasi untuk hilirisasi. Selain meningkatkan pendapatan negara, hilirisasi juga mendorong peningkatkan lapangan kerja dan pada akhirnya mendorong pertumbuhan ekonomi nasional," tuturnya.
(fjo)
Baca Lagi dong https://ekbis.sindonews.com/read/1272897/34/sepanjang-2017-24-perusahaan-selesaikan-pembangunan-smelter-1515668931Bagikan Berita Ini
0 Response to "Sepanjang 2017, 24 Perusahaan Selesaikan Pembangunan Smelter"
Post a Comment